GENMUSLIM.id – Dalam sebuah program, Ustadz Felix Siauw mengungkapkan kekhawatiran mendalamnya terkait bagaimana perilaku seorang ayah, khususnya pemuka agama, dapat memengaruhi pandangan anak-anak terhadap agama.
Ustadz Felix Siauw menekankan bahwa anak-anak sering kali melihat figur ayah sebagai teladan, dan jika ayah mereka kurang perhatian, dampaknya bisa signifikan.
Menurut Ustadz Felix Siauw, banyak anak dari pemuka agama enggan mengikuti jejak ayah mereka karena kecewa pada perilaku orang tuanya.
Dikutip GENMUSLIM dari YouTube Zukhruf, Selasa, 10 Desember 2024, ia menjelaskan bahwa kekecewaan anak-anak biasanya bukan terhadap agama itu sendiri, melainkan terhadap sikap ayah mereka yang sering kali terlalu sibuk berdakwah hingga melupakan keluarga.
Baca Juga: Bolehkah Kita Mendesain dan Merancang Kematian Sendiri? Ini Penjelasan dari Ustadz Felix Siauw
Ustadz Felix Siauw menyoroti bagaimana perilaku seorang ayah dapat menciptakan jarak emosional antara orang tua dan anak.
Hal ini bisa membuat anak-anak tidak hanya kehilangan kedekatan dengan ayah mereka, tetapi juga memiliki pandangan negatif terhadap agama yang diajarkan.
Ia mengingatkan bahwa menjadi pemuka agama bukan hanya soal berdakwah di luar, tetapi juga menjalankan tanggung jawab sebagai kepala keluarga di rumah.
Teladan yang baik, menurut Ustadz Felix Siauw, dimulai dari keluarga. Anak-anak membutuhkan perhatian, kasih sayang, dan kehadiran nyata dari orang tua mereka.
Ustadz Felix Siauw juga mencatat bahwa banyak pemuka agama tidak menyadari dampak jangka panjang dari mengabaikan keluarga mereka.
Baca Juga: Ustadz Felix Siauw Bahas Kemungkinan Nabi Pernah Diutus di Indonesia, Ini Penjelasan Lengkapnya!
Pesan Ustadz Felix Siauw ini menjadi pengingat bahwa keseimbangan antara tugas dakwah dan tanggung jawab keluarga sangat penting.
Perhatian kepada keluarga, katanya, tidak hanya mempererat hubungan, tetapi juga menjadi bagian dari dakwah itu sendiri.
Dengan menyampaikan pandangan ini, Ustadz Felix Siauw berharap agar para pemuka agama lebih introspektif dan mampu menjalankan peran mereka sebagai ayah yang adil dan peduli, sehingga anak-anak tetap bisa melihat agama sebagai jalan hidup yang positif dan penuh kasih.
