Namun, syekh kembali mempertanyakan: "Bagaimana jika istri atau anakmu merokok? Apakah kamu akan membiarkan mereka?"
Guru itu mengaku bahwa ia akan melarangnya, menunjukkan bahwa dalam hati kecilnya, ia mengakui bahwa rokok itu tidak baik.
Hal ini mengindikasikan bahwa sekalipun ada perdebatan, rokok dianggap buruk oleh mayoritas orang dalam kondisi yang lebih objektif.
Ustadz Khalid Basalamah juga mengkritisi pandangan beberapa ulama yang mengatakan rokok makruh.
Baca Juga: Tegas! Ustadz Khalid Basalamah Jelaskan Perbedaan Dosa Zina dan LGBT yang Banyak Disalahpahami
Menurut beliau, pandangan ini lebih didorong oleh kebiasaan pribadi daripada dasar syar'i yang kuat. Di Timur Tengah, sulit ditemukan ulama yang menghalalkan rokok.
Namun, di Indonesia, Ustadz Khalid mengkritik bahwa gelar "Kiai" sering diberikan dengan mudah tanpa dasar ilmu yang mendalam.
Banyak dari mereka yang masih merokok, sehingga cenderung memberikan fatwa yang lebih ringan terhadap rokok.
Lebih lanjut, Ustadz Khalid mengingatkan bahwa mencari pembenaran dari kebiasaan buruk bukanlah jalan yang benar.
Seringkali, polemik ini, seseorang yang mempertahankan kebiasaannya mencari contoh orang yang lebih buruk untuk membenarkan tindakannya.
Baca Juga: Sibuk Dengan Dunia? Ustadz Khalid Basalamah Tegaskan Untuk Selalu Mengingat Kematian Dan Manfaatnya
Seperti yang beliau jelaskan, "Ada yang mengatakan, 'Saya masih salat, teman saya bahkan tidak salat'.
Padahal, patokan kebaikan adalah mencari contoh yang lebih baik, bukan yang lebih buruk."
Pandangan Ustadz Khalid Basalamah sangat jelas dalam masalah ini.
Rokok tidak hanya merusak kesehatan, tetapi juga bertentangan dengan prinsip Islam yang menganjurkan menjaga tubuh dan melakukan hal-hal yang baik.