Sebagaimana diungkapkan dalam Surah Ad-Duha ayat 11,
"wa amma bini’mati rabbika fahaddits"
nikmat di sini mengacu pada ilmu dan hidayah.
Allah ingin agar kita belajar dari mereka yang telah memperoleh petunjuk, memahami kebenaran, dan tetap teguh di jalan tersebut.
Baca Juga: Sejumlah Tokoh PBB Buka Suara Terkait Serangan Israel ke Gaza Utara, Tuntut Akhiri Perang Segera!
Jadi, permintaan untuk diberi jalan orang yang mendapat nikmat adalah permintaan untuk diberi petunjuk dan hidayah melalui ilmu yang benar.
Menariknya, Allah tidak menyebut langsung “jalan Allah” dalam ayat ini.
Mengapa demikian?
Hal ini karena Allah Maha Agung dan tak bisa disamakan dengan makhluk-Nya.
Mengikuti jalan Allah berarti mengikuti orang-orang yang diberi nikmat, karena mereka adalah perwujudan nyata dari hamba yang telah mendapat petunjuk Allah di dunia ini.
Kita belajar dari mereka bagaimana menjalani kehidupan yang sesuai dengan syariat dan ridha Allah.
Tafsir Alquran dari ayat ini juga mengajarkan kita bahwa jalan lurus yang kita minta bukan jalan yang sempit dan kaku, melainkan jalan yang luas dan bisa ditempuh oleh siapa saja.
Jalan yang diminta adalah jalan orang-orang yang mampu menjalani kehidupan di bawah petunjuk Allah di dunia ini, terlepas dari waktu dan tempat mereka hidup.
Akhirnya, Allah tidak menyebut spesifik siapa saja yang diberi nikmat dalam ayat ini karena setiap umat punya waktu dan kesempatan yang berbeda-beda.
Baca Juga: Bikin Nangis! Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri Menjelaskan Tafsir Surat Az-Zumar Ayat 53, tentang Apa?
