Di dalam Islam, keamanan adalah fondasi kehidupan yang sangat penting, mencakup keamanan diri, keluarga, dan negara, bahkan sampai keamanan di alam akhirat kelak.
Baca Juga: Apakah Pemindahan Makam Dapat Diterima Dalam Islam Untuk Kebutuhan Pembangunan Infrastruktur?
Ayat selanjutnya berbicara tentang penciptaan manusia. "Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya," menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk paling mulia di antara ciptaan Allah.
Penciptaan manusia dengan bentuk yang sempurna dan kemampuan intelektual yang tinggi merupakan salah satu bukti keagungan dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.
Namun, manusia yang tidak bersyukur dan ingkar terhadap nikmat ini akan dikembalikan ke tempat paling rendah, yakni neraka, kecuali mereka yang beriman dan beramal saleh.
Ulama menafsirkan bahwa "tempat paling rendah" dalam ayat ini dapat berarti dua hal.
Pertama, ia merujuk kepada neraka, tempat yang disediakan bagi mereka yang menyia-nyiakan kehidupan mereka di dunia dan mengingkari kebenaran.
Kedua, bisa juga berarti kondisi fisik manusia saat memasuki usia lanjut, ketika mereka mulai kehilangan kemampuan fisik dan mentalnya, menjadi pikun, dan tidak bisa lagi melakukan banyak hal.
Surah ini mengajarkan manusia untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan.
Buah-buahan, tempat-tempat suci, serta keamanan adalah sebagian kecil dari nikmat besar yang harus selalu disyukuri.
Allah mengingatkan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sempurna, namun jika mereka tidak menggunakan kesempurnaan itu untuk beriman dan beramal saleh, maka mereka akan dikembalikan ke kondisi yang paling rendah.
Pada akhirnya, surah ini memberikan pelajaran tentang keutamaan iman dan amal saleh.
Orang yang beriman dan beramal saleh akan mendapatkan pahala yang tidak pernah terputus.
Meskipun seseorang mungkin mengalami penurunan fisik atau pikun di masa tuanya, amal ibadahnya yang dilakukan selama hidupnya akan tetap tercatat dan menjadi tabungan pahala yang akan terus mengalir.
