Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-An’am: 88)
Syaikh As Sa’di lalu melanjutkan, “(Kalimat) ‘Dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi’ maksudnya rugi dunia dan akhirat. Maka dengan kesyirikan, terhapuslah semua amalan. Dan pelakunya berhak mendapatkan hukuman dan azab.”
Sebelumnya, Imam Ath Thabari rahimahullah pun sudah memberikan penjelasan terkait tafsir ayat ini secara singkat, padat, dan jelas.
Seperti GENMUSLIM kutip dari buku Tafsir Ath Thabari, “Maksudnya, jika engkau berbuat syirik terhadap Allah wahai Muhammad, maka akan terhapus amalanmu.
Dan engkau tidak akan mendapatkan pahala, juga tidak mendapatkan balasan, kecuali balasan yang pantas bagi orang yang berbuat syirik kepada Allah.”
Satu hal yang membuat ayat ini menarik adalah Allah menujukan perintahnya kepada Rasulullah yang sudah dipastikan kekuatan tauhidnya.
Dikutip GENMUSLIM dari buku Shafwatut Tafasir, Muhammad Ali Ash Shabuni menjelaskan, “Ini merupakan bentuk pengasumsian dan perumpamaan.
Karena Rasulullah itu telah dijamin maksum oleh Allah. Tidak mungkin beliau berbuat kesyirikan terhadap Allah.
Dan ayat ini juga datang untuk menegakkan penguatan iman dan tauhid. Abu Mas’ud berkata: ‘Ayat ini dipaparkan dalam gaya bahasa asumsi untuk mengancam dan membuat takut para Rasul terhadap perbuatan kekufuran.'
Serta membawa pembacanya untuk menyadari betapa fatalnya dan buruknya kesyirikan itu.” Jika Rasulullah dan para Nabi berbuat syirik akan dihapuskan amalannya, lalu apalagi dengan kita yang masih bergelimang dosa?
Para Nabi dan Rasul telah berdakwah melawan kemusyrikan dan berbagai cobaan di dalamnya, namun Allah masih mengancam mereka.
Hal ini semakin menegaskan bahwa perbuatan syirik menghapus amal saleh yang telah dikerjakan. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menghindari syirik ini?
Allah Ta’ala sudah memberikan kunci jawaban dari masalah ini di dalam surah Az-Zumar ayat 66:
بَلِ ٱللَّهَ فَٱعْبُدْ وَكُن مِّنَ ٱلشَّٰكِرِينَ