Kebenarannya pun patut dipertanyakan dari sudut pandang akidah Islam.
Keempat, ada ungkapan yang berbunyi, "Makanlah saat lapar dan berhenti sebelum kenyang."
Meskipun ungkapan ini sering dianggap sebagai hadits, tidak ada satupun kitab hadits yang mencantumkannya kecuali dalam kitab Ar-Rahman, yang ternyata bukan hadits melainkan ucapan seorang dokter asal Sudan.
Kelima, terdapat hadits yang berbunyi, "Tidurlah orang berkuasa ibadah."
Hadits ini tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadits yang terkenal.
Penelusuran sanadnya menunjukkan bahwa perawi seperti Ma'ruf bin Hasan dan Sulaiman bin Ammar bin Nakir memiliki reputasi yang sangat lemah, bahkan Sulaiman bin Amr dianggap sebagai pendusta oleh ahli hadits.
Keenam, ada hadits yang menyatakan, "Sekiranya umatku mengetahui pahala ibadah di bulan Ramadhan, niscaya mereka menginginkan Ramadan berlangsung sepanjang tahun."
Hadits ini juga ternyata palsu dan tercantum dalam Kitab An-Nasyiin karya Usman Al-Qubani, yang tidak bisa dijadikan dalil yang sahih.
Ketujuh, ungkapan "Cinta tanah air bagian dari iman" sering dipopulerkan sebagai hadits.
Namun, ini tidak pernah dilisankan oleh Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai dasar hukum atau dalil dalam Islam.
Ingatlah bahwa terdapat hadits yang mengajarkan agar kita Jangan sembarangan menyebar hadits palsu.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار