Haroon bercerita bahwa ketika ia berusia 19 atau 20 tahunan ia mulai perang batin dan bertanya-tanya tentang eksistensi Tuhan.
Padahal saat itu ia aktif ke Gereja untuk mengajar pelayanan kepemudaan untuk mereka yang berusia mulai dari 15-18 tahun.
“Itu adalah kelompok usia yang aku ajarkan. Di situlah aku seolah berperang dengan diriku sendiri. Aku membutuhkan tuhan. Aku membutuhkan-Nya dalam hidupku. Aku membutuhkan jalan yang benar menuju Tuhan. Aku berkata, “Ok Tuhan tolong tunjukkanlah padaku jalannya. Tunjukkanlah padaku keyakinan yang Engkau ingin aku memasukinya. Tunjukkanla aku kebenaran, aku membutuhkannya sekarang. Tolong Tuhan berikanlah padaku,” ungkap Haroon.
Setelah acara ke gereja ini selesai, Haroon bercerita ia bertemu dengan seseorang yang ia kenal ketika masih kuliah dulu.
“Dia dari Arab Saudi namanya Ali Al Gamaty. Dia berasal dari sebuah tempat bernama Bisha di ujung paling selatan Arab Saudi. Kami bertemu, dia bertanya padaku apa agamamu? Dan aku bilang padanya aku tidak punya agama. Dia bilang apa maksudmu? Tidak ada yang namanya tanpa agama. Apa kepercayaanmu?”
Haroon mengatakan bahwa pada saat itu ia hanya menjawab dirinya berdoa kepada Tuhan. Di situ Ali terus bertanya apakah dirinya adalah seorang kristen? Di situ Haroon menjawab bahwa ia bukan seorang kristen.
“Dia bertanya, “lalu apa pendapatmu tentang Yesus?” Dia adalah seorang nabi. Dia adalah seorang pria layaknya aku dan kamu,” Jadi dia bukan anak Tuhan? Aku bilang bukan tuhan. Dia seorang pria. Dia adalah seorang nabi. Dia menyampaikan kabar dan pesan. Dan aku percaya apa yang dikatakannya di masa mendatang adalah benar,” kata Haroon bercerita
“Dan Ali bilang oke. Dia bertanya bagaimana pendapatmu tentang Nabi Muhammad? Apakah menurutmu dia seorang nabi? AkU bilang ya, aku pikir dia seorang Nabi. Dia juga punya pesan. Tapi aku tidak percaya itu untukku. Aku percaya itu untuk kelompok orang yang berbeda.
Kemudian Di situ Ali menatap Haroon dan menunjukkan jarinya ke wajah temannya itu sembari berkata, “Kamu berarti seorang muslim!”
Haroon di situ tidak menyetujui pendapat Ali dan dia berkata bahwa dirinya bukan seorang muslim.
Baca Juga: Kisah Mualaf Khalila Lister: Jadi Seorang Pelacur Lebih Disukai Ibuku Daripada Seorang Muslim
“Namaku dan kata itu tidak akan pernah ada hubungannya. Namun hari itu seperti ada rasa penasaran yang tertanam di hatiku. Maka aku bertanya pada Jeeves yang merupakan Google saat ini. Jadi aku membuka dan beratnya pada Jeeves dan mengetik, topik islam.”
Sampai suatu hari saat Haroon baru pulang kerja, ia duduk di depan komputer dan mencari tahu mengenai apa itu islam.
Haroon menggunakan komputernya untuk mencari tahu mengenai 5 rukun islam.