Non-Muslim itu menyangkal. Persoalan itu pun diangkat ke pengadilan.
Kala itu yang menjabat adalah Qadhi Syuraih. Ketika Ali menyatakan gugatannya, Sang Hakim berkata, "Demi Allah, itu adalah baju besimu, tapi diperlukan dua saksi."
Ali pun memanggil Qanbar, hamba sahayanya, dan Hasan putranya. "Kesaksian hamba sahayamu, kami terima. Tapi kesaksian anakmu, tidak."
Ali bin Abi Thalib, menyerah. Ia tidak bisa mendatangkan dua saksi.
Setelah proses birokrat yang dinilai cukup sulit, Ali pun rela melepas baju besi kesayangannya.
"Ambil saja," kata Ali kepada orang tersebut disebabkan ketiadaan saksi.
Laki-laki non-Muslim itu pun kaget. Yang membuatnya heran, bagaimana dia bisa memenangkan sengketa itu sedangkan lawannya adalah seorang khalifah kaum Muslimin.
Baca Juga: Kamu Lupa Rakaat Saat Sedang Melaksanakan Sholat? Gausah Bingung, Begini Kata Kadam Sidik!
Ditambah lagi hakimnya seorang Muslim yang diangkat oleh Ali bin Abi Thalib.
Ia mengira, sang Hakim pasti akan berpihak kepada Ali bin Abi Thalib yang telah mengangkatnya.
Nyatanya tidak.
Meski nurani Sang Hakim menyatakan Ali bin Abi Thalib benar, tapi karena tidak ada saksi yang mendukung, ia pun siap memutuskan perkara walau harus berlawanan dengan penguasa yang telah mengangkatnya.
Laki-laki itu pun berkata "Amirul Mukminin telah menggugat ku di hadapan hakimnya, dan hakim tersebut malah memvonisnya! Aku bersaksi, tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan-Nya."
Ia pun masuk Islam karena melihat keadilan dalam peradilan yang terjadi antara Ali dan istrinya. ***
