GENMUSLIM.id – Surga merupakan destinasi akhir yang tentunya diinginkan dan dinantikan oleh umat Islam.
Surga menjadi tempat bagi orang-orang beriman yang senantiasa mengerjakan kebaikan dan taat serta patuh pada perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya.
Di dunia kita disibukkan dengan berbagai kegiatan dan urusan yang membuat kita senantiasa menginginkan kehidupan dunia yang bahagia.
Baca Juga: Kamu Lupa Rakaat Saat Sedang Melaksanakan Sholat? Gausah Bingung, Begini Kata Kadam Sidik!
Namun bukan berarti hanya kebahagiaan kehidupan dunia saja yang perlu kita perhatikan, kebahagiaan kehidupan kita di akhirat pun harus diutamakan, yaitu dengan memperbanyak amalan yang baik dan dicintai Allah SWT.
Justru kita seharusnya tidak menjadikan dunia sebagai tujuan akhir.
Sebagaimana sabda Rasulullah yang diceritakan oleh Zaid bin Tsabit bahwa, “ Siapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan akhir ambisinya, Allah akan pisahkan dia dengan yang diinginkannya. Lalu Allah akan menjadikan kefakiran terbayang di pelupuk matanya, padahal Allah sudah pasti akan memberikan dunia kepada setiap manusia sesuai dengan yang Ia tetapkan. Tapi siapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir ambisinya, maka Allah akan mengumpulkan dan mencukupi segala kebutuhannya di dunia. Bahkan Allah tidak segan-segan mendatangkan kenikmatan dunia untuknya, meskipun orang tersebut enggan untuk menerimanya.” (HR. Ibnu Majah).
Satu hal yang perlu diketahui bahwa kenikmatan yang ada di dunia itu bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan kenikmatan yang akan diperoleh di kehidupan akhirat yang kekal.
Kesibukan juga ternyata tidak hanya ada ketika kita hidup di dunia, ternyata di akhirat seperti surga pun ada kesibukan bagi orang beriman yang masuk ke dalamnya.
Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran bahwa, “Sesungguhnya, penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan. Mereka dan istri-istri berada dalam tempat yang teduh, sambil bertelekan di atas tempat tidur.” (QS. Yasin:55).
Disuguhkan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa kenikmatan di surga tiada tara dibandingkan dengan kenikmatan yang ada di dunia.
Akan tetapi para ulama berselisih pendapat ketika menjelaskan makna kesibukan penghuni surga khususnya penghuni surga dari kaum laki-laki.
Menurut Hasan Albasri dan Ismail Ibnu Abu Khalid, kesibukan penghuni surga yang dimaksud adalah sibuk dengan urusannya sehingga tidak memperhatikan azab yang diterima penghuni neraka.
