Tidak hanya itu, amalan antara dua khutbah Jumat juga menjadi momentum untuk mempererat hubungan spiritual dengan Allah SWT.
Dalam kesunyian di antara kerumunan, saat itu kita berdua dengan Tuhan kita.
Dengan fokus dan konsentrasi yang tepat, momen ini dapat menjadi pengalaman yang mendalam dan penuh makna, di mana kita merasa dekat dengan Sang Khalik.
Oleh karena itu, di bulan Rajab yang mulia ini, marilah kita jangan sampai melewatkan amalan yang berharga di antara dua khutbah Jumat.
Jadikanlah momen tersebut sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri, memperdalam hubungan spiritual, dan memohon ampunan serta berkah Allah SWT.
Dengan demikian, kita dapat menghadapi bulan Rajab dengan hati yang penuh kebersihan dan ketaatan, serta meraih berkah yang melimpah dari-Nya.
Berikut amalannya:
أَحْمَدُ رَسُوْلُ اللهِ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ
Artinya: “Ahmad utusan Allah, Muhammad utusan Allah.”
Caranya, setidaknya ada dua. Ada yang menyampaikan amalan ini dibaca saat khatib menyampaikan khutbah kedua sebanyak 35 kali.
Al-Habib Ali bin Hasan Baharun menulis keterangan dari gurunya, al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith sebagai berikut:
فَائِدَةٌ لِإِبْقَاءِ الدُّرَيْهِمَاتِ فِيْ جَمِيْعِ السَّنَةِ الْإِتْيَانُ بِهَذَا الذِّكْرِ خَمْس وثلاثيْن مرّة فِيْ آخِرِ جُمُعَةٍ مِنْ رَجَبَ حَالَ الْخُطْبَةِ الثَّانِيَةِ، وَهُوَ أَحْمَدُ رَسُوْلُ اللهِ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله، وَقَدْ جَرَّبَهُ الْكَثِيْرُ وَصَحَّ عِنْدَهُمْ
“Faidah, agar uang tak kunjung habis di sepanjang tahun (dianjurkan) membaca amalan ini sebanyak 35 kali di akhir Jumat Rajab saat khutbah kedua, yaitu ‘Ahmadu Rasûlullâh Muhammadur Rasûlullâh’. Amalan ini telah dicoba oleh banyak orang dan terbukti berhasil.” (al-Habib Ali bin Hasan Baharun, al-Fawaid al-Mukhtarah, hal. 445).
Sedangkan dari keterangan Wakil Rais Syuriyah NU Jawa Tengah KH Achmad Chalwani Nawawi, amalan yang dibaca sama, yaitu:
أَحْمَدُ رَسُوْلُ اللهِ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ
Ahmadu Rasûlullâh Muhammadur Rasûlullâh
Dijelaskan, di antara waktu mustajab untuk berdoa di akhir Rajab adalah di antara 2 khutbah Jumat saat khatib duduk. ”Itu dibaca kalau bisa 35 kali. Membacanya sendiri-sendiri, tidak perlu jamaah. Dengan seperti bisik-bisik,’’ ujarnya kiai asal Berjan, Purworejo, itu.