GENMUSLIM.id - Bustanus Salatin salah satu mahakarya besar dalam khazanah intelektual Islam di Nusantara-Melayu.
Bustanus Salatin sendiri ditulis oleh ulama besar dari India yang masih mempunyai darah Melayu dari pihak ibunya, isinya bermuatan berbagai macam khazanah ilmu pengetahuan maupun mengenai hubungan penguasa dengan ulama menurut ajaran Islam.
Menurut Karel Streenbrink di dalam bukunya yang berjudul Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad ke-19, Bustanus Salatin sebuah khazanah dan mahakarya besar yang ditulis pada masa kesultanan Islam di Nusantara-Melayu masih berdiri kokoh.
Ditulis oleh seorang ulama dari India yang bernama Nuruddin al Raniri, yang meniti karier di Kesultanan Islam Aceh.
Buku tersebut teridir dari 7 jilid, yang menerangkan berbagai macam ilmu pengetahuan, dari penciptaan, sejarah nabi dan rasul, para raja besar sebelum Nabi Muhammad SAW diutus, Nabi Muhammad SAW hingga kerajaan-kerajaan Islam di India, serta kerajaan Islam di Asia Tenggara, seperti Malaka, Pahang, maupun Aceh.
Selain membahas sejarah, Bustanus Salatin juga membahas ilmu firasat, hubungan raja dengan ulama, astronomi, hingga kedokteran, sehingga seringkali disebut sebagai ‘ensiklopedi sejarah dunia.’
Bustanus Salatin mengikuti karya Imam Al Ghazali yang berjudul Nasihat al Muluk.
Chaterine Anne Grinter di dalam disertasinya di SOAS yang berjudul Book IV of the Bustanus Salatin by Nuruddin al Raniri; A Study from the Manuscripts of a 17th Century Malay Work Written in North Sumatra mengatakan, Bustanus Salatin sebuah karya yang mengagumkan, yang di dalamnya terdiri berbagai macam ilmu pengetahuan yang sangat kaya.
Karya tersebut juga menyoroti sejarah Islam Asia Tenggara, yang cukup detail menyampaikan informasi-informasi yang sangat penting.
Menurut Grinter, Bustanus Salatin juga menghadirkan horizon yang luas dari diskursus Islam pada masa itu dan juga membahas isu-isu yang ‘melampaui wilayah agama.’
Karena karya tersebut didedikasikan oleh seorang raja, khususnya untuk Iskandar Tsani, Grinter seorang orientalis memberi analisis yang sedikit peyoratif, yakni bagian dari politik kerajaan.