GENMUSLIM.id - Ketika periode kesultanan Islam masih tegak berdiri di Nusantara, banyak khazanah intelektual yang diproduksi pada periode tersebut, salah satu dari sekian banyak mahakarya yang ada ialah Bustanus Salatin.
Karya besar seperti Bustanus Salatin mengindikasikan, ketika kesultanan Islam berdiri di dunia Nusantara-Melayu, tradisi tulis-menulis dan literasi di tengah kaum Muslim sangat berkembang pesat.
Sebagaimana diungkapkan oleh Catherine Anne Grinter di dalam disertasi di School of Oriental and African Studies (SOAS), yang berjudul Book IV of the Bustanus Salatin by Nuruddin ar-Raniri; A Study from the Manuscripts of a 17th Century Malay Work Written in North Sumatra, sebuah mahakarya yang penuh gagasan dan ilmu pengetahuan yang kaya pada periode kesultanan Islam di Nusantara-Melayu.
Menurut Grinter, dibandingkan Aburrauf As Singkili dan Yusuf Al Maqqasari, Nuruddin al-Raniri mempunyai pandangan yang lebih detail dan tajam mengenai hubungan ulama dan raja.
Karya Nuruddin al-Raniri digambarkan Grinter sebagai sebuah ‘ensiklopedi sejarah dunia,’ yang membuktikan bagaimana ulama kita menguasai beragam ilmu pengetahuan sekaligus bisa membaca bagaimana seorang ulama ‘neo sufisme’ seperti al-Raniri mampu berbicara dengan sangat baik mengenai isu-isu politik di kesultanan.
Butanus Salatin merupakan karya Nuruddin al-Raniri yang ditunjukkan oleh Sultan Iskandar Tsani, yang ditulis pada tahun 1630-an.
Di dalam pengantarnya, Nuruddin al-Raniri menulis jika kitab tersebut ditulis atas perintah Iskandar Tsani.
Menurut Karel Streenbrink di dalam bukunya yang berjuduul Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia pada abad 19, Bustanus Salatin sebuah khazanah yang sangat kaya akan pengetahuan dan informasi.
Bustanus Salatin sendiri terdiri dari tujuh buku, yang dimulai pembehasan mengenai penciptaan dunia, kemudian berlanjut buku kedua yang membahas sejarah para nabi dan rasul, serta para raja dari masa pra-Islam.
Kemudian membahas sejarah Nabi Muhammad SAW, Khulafaur Rasyidin, Umayyah, Abbasiyah, hingga kerajaan-kerajaan Islam di India.
Adapun buku kedua dari Bustanus Salatin membahas kajian sejarah berdirinya kesultanan-kesultanan Islam di Asia Tenggara, seperti Malaka, Pahang, maupun Aceh.