GENMUSLIM.id- Kesultanan Islam di Pulau Jawa memang sangat menarik untuk dibahas, sebagaimana kesultanan-kesultanan Islam lain di pulau-pulau lain.
Di Pulau Jawa sendiri,selain kesultanan Islam Demak, Cirebon, dan Banten, juga terdapat Giri-Gresik atau yang biasa disebut sebagai Giri-Kedhaton, yang berada di Provinsi Jawa Timur sekarang.
Dilansir Genmuslim dari Tome Pires di dalam bukunya yang berjudul Suma Orinetal mengatakan, sebuah kawasan Islam (bisa disebut sebagai sebuah entitas politik kesultanan juga), sekaligus sebagai pelabuhan penting di dalam jaringan perdagangan internasional kala itu.
Tome Piresn sendiri menggambarkan Giri-Gresik sebagai ‘mutiara Jawa di antara bandar-bandar perdagangan,’ yangmengindikasikan perannya yang penting sebagai sebuah pusat perdagangan sekaligus pusat Islam.
Giri sendiri merupakan tempat Sunan Giri, seorang ulama terkenal dan salah seorang Wali Sembilan di Jawa, yang kemudian menjadi Raja Gresik.
Baca Juga: Ingat Ini Larangan bagi Wanita Haid Menurut Islam! Nomor 5 Sering Dilupakan Muslimah Wajib Tahu!
Menurut De Graf di dalam bukunya yang berjudul Kerajaan-kerajaan Islam Pertama di Jawa; Kajian Sejarah Politik Abad ke 15 dan 16, jika Giri Gresik berkembang sebagai salah sebuah kesultanan dengan ulama sebagai penguasa (priestervorstendam).
Kerajaan atau kesultanan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Sunan Prepen (kurang lebih 1548-1605).
Selama periode itu, Giri-Gresik menjadi pusat islamisasi di bagian timur Nusantara.
Lombok di Nusa Tenggara, Makassar di Sulawesi Selatan, dan Hitu di Maluku adalah beberapa wilayah di bawah pengaruh Giri-Gresik.
Letak Giri-Gresik di belahan Timur Jawa memberi kesempatan bagi Sunan Prepen untuk mengonsilidasikan kekuatan politiknya yang berdasarkan ajaran Islam.
Kemunculan Kesultanan Mataram dengan kekuatan politiknya yang potensial, karena letak geografisnya di Jawa Tengah, tidak memiliki pengaruh penting dalam kehidupan politik di Giri-Gresik.
Kudus, dan kesultanan Islam lain yang semasa tidak mempunyai nasib yang sama dengan Giri-Gresik.
Upaya Jafar Shidiqi atau Sunan Kudus, salah seorang Wali Sembilan lainnya-untuk menjadikan Kudus sebagai salah sebuah kesultanan dan pusat Islam tidak seberhasil dengan Sunan Prepen di Giri Gresik.
Kudus harus merasa puas dengan hanya menjadi sbuah ‘kota suci’, menunjukkan peran sentralnya dalam studi teologi Islam.
Letak geografisnya di Jawa Tengah telah menghalangi transformasinya menjadi kerajaan yang kuat.
Raja-raja Kudus harus menghadapi kebijakan ekspansionis Kesultanan Islam Mataram yang semakin hegemonik.
Sebagaimana telah disebutkan di atas, pada paruh akhir abad ke 16, Kesultanan Islam Mataram berdiri di pedalaman Jawa, wilayah yang sekarang disebut Surakarta dan Yogyakarta, dengan Panembahan Senopati (berkuasa 1584-1601) sebagai raja pertamanya.
Panembahan Senopati mengawali pendirian kesultanan ini setelah Demak runtuh, sementara Pajang-kerajaan lain yang didirikan anak angkat Raja Demak, Jaka Tingkir-mulai hancur.
Dalam kebudayaan dan tradisi Jawa, beridirnya Mataram tidak dapat dipisahkan dari Demak dan Pajang.
Dua kerajaan tersebut dipercaya menjadi pewaris sah Majapahit, yang melaluinya garis legitimasi politik mengalir dan memuncak di Kesultanan Mataram.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.