GENMUSLIM.id - Orang-orang sekuler mengatakan syariat Islam sebuah ‘pemikiran utopis’ yang tidak menyentuh realitas kehidupan dan masa Khulafaur Rasyidin hanya direduksi pada masa Khalifah Umar bin Khattab, yang dalam pandang Syaikh Yusuf Qaradhawi sebuah argumen yang problematis.
Secara garis besar, Syaikh Yusuf Qaradhawi berpandangan karena kurangnya pemahaman orang-orang sekuler mengenai sejarah Islam maupun syariat Islam itu sendiri.
Menurut Syaikh Yusuf Qaradhawi justru syariat Islam diterapkan selama kejayaan Islam, meskipun tetap ada khalifah-khalifah dzolim pada masa Umayyah, Abbasiyah, Utsmani, tetapi syariat Islam tetap tegak berdiri.
Di buku Distorsi Sejarah Islam, Syaikh Yusuf Qaradhawi mencontohkan bagaimana masa Khulafaur Rasyidin sebagai teladan kepemimpinan bagi umat Islam, meskipun terdapat macam fitnah yang menyebabkan perang internal.
Baca Juga: Khazanah Intelektual Islam, Biografi Sekilas Filsuf Muslim Al Kindi dan Pendapatnya Tentang Falsafah
Jika orang-orang sekuler berpandangan bahwa syariat Islam sebuah hukum yang tidak menyentuh realitas kehidupan dan ‘utopis,’ maka Syaikh Yusuf Qaradhawi membantahnya dengan baik.
Beliau mencontohkan pada masa Khalifah Abu Bakar mewasiatkan para pasukan militer Islam untuk memperhatikan etika perang dalam Kitabullah dan Sunnah.
Selain itu, Khalifah Abu Bakar juga menegakkan syariat Islam, di mana orang-orang murtad dan orang-orang pelit yang tidak mau membayar zakat diperangi oleh beliau.
Semua itu dilakukan Khalifah Abu Bakar untuk menegakkan keadilan Islam dan menjaga stabilitas sebuah negara.
Khalifah Abu Bakar juga pernah berpidato, jika kepemimpinanku bertentangan dengan syariat Islam, maka rakyat diperbolehkan meluruskanku, namun jika kepemimpinanku sesuai dengan syariat Islam, maka rakyat harus mentaatiku.
Menurut Muhammad Husain Haikal yang juga sepandangan dengan Syaikh Yusuf Qaradhawi, di dalam bukunya yang berjudul Abu Bakar Ash Shidiq menulis,
“Bukanlah ini termasuk mukjizat sejarah? Hanya dalam waktu dua tahun tiga bulan, pemberontakan yang dilakukan oleh berbagai golongan dapat diredakan. Pada akhirnya, mereka pun menjadi umat yang satu, kuat, ditakuti, dan mulia. Sehingga, mereka mampu melawan dua imperium besar dunia yang ketika itu sedang menguasai dan mempunyai hegemoni peradaban. Hingga akhirnya mereka bangkit menjadi sebuah peradaban maju selama beberapa abad. Peristiwa tersebut tidak pernah terjadi dalam sejarah. Tidak aneh jika kekuatan tersebut ada di dalam Sayyidina Abu Bakar dan tidak ada di dalam diri orang-orang besar lainnya, dan semua itu hanya memerlukan waktu dua tahun saja semenjak Sayyidina Abu Bakar dibaiat menjadi khalifah.”
Baca Juga: Membaca Biografi Al Khazini, Ilmuwan Islam Pencetus Teori Gravitasi Bumi yang Ter(di)lupakan (Part1)