Pemikiran Hassan Hanafi Mengenai Tantangan dan Kolonialisme Barat Terhadap Dunia Islam (Part 1)

Photo Author
- Rabu, 13 September 2023 | 13:00 WIB
Foto ilustrasi sosok Hassan Hanafi, seorang cendekiawan Islam kontemporer yang mempunyai pemikiran revolusioner ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram @qobabook))
Foto ilustrasi sosok Hassan Hanafi, seorang cendekiawan Islam kontemporer yang mempunyai pemikiran revolusioner ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Instagram @qobabook))

GENMUSLIM.id - Hassan Hanafi merupakan seorang filsuf kontemporer dari Mesir, yang mempunyai pemikiran dalam beberapa sisi ‘mencerahkan’ dan beberapa sisi sering juga dikritik oleh cendekiawan Islam yang lain, terutama penerimaannya terhadap beberapa ide-ide modernitas Barat yang mencengkram di dunia Islam ketika kolonialisme Barat mengukuhkan posisi dan hegemoninya.

Hassan Hanafi memperoleh gelar doktor dari Universitas Sorbonne di bidang filsafat pada tahun 1966, dan mempunyai penguasaan yang mumpuni terhadap pemikiran filsafat Islam maupun filsafat Barat.

Hal yang paradoks dalam diri Hassan Hanafi menurut Kazuo Shimogaki ialah posisi dia mengkritik kolonialisme dan kebudayaan Barat yang mencengkram di dunia Islam, tetapi tidak anti pati terhadap pemikiran modernitas Barat, seperti liberalisme, rasionalisme Barat, demokrasi, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Pemikiran Hassan Hanafi Mengenai Tantangan dan Kolonialisme Barat Terhadap Dunia Islam (Part 2)

Padahal jika dilacak lebih detail sebagaimana yang telah diutarakan oleh Bertrand Russel dalam bukunya yang berjudul Sejarah Filsafat Barat, Kaitannya dengan Kondisi Sosio Politik Zaman Kuno hingga Sekarang, ide-ide mengenai liberalisme maupun demokrasi sendiri juga memantik dunia Barat untuk melakukan kolonialisme terhadap dunia non-Eropa.

Dengan kata lain, hadirnya ide-ide pencerahan Barat, seperti ‘rasionalisme Barat’, demokrasi, liberalisme, dan lain sebagainya, bisa hadir di tengah umat manusia non Eropa karena proses kolonialisme itu sendiri, jika tidak terjadi peristiwa kolonialisme Barat yang berlangsung sangat tragis itu, barangkali ide-ide yang lahir dari peradaban Barat tidak pernah ada di dunia non-Eropa

Meskipun terdapat semacam kontradiksi pemikiran dalam diri Hassan Hanafi, ada ulasan bagus mengenai tantangan dan cengkraman Barat atas dunia Islam.

Baca Juga: Dari Pendudukan Yahudi di Tengah Umat Islam Palestina Hingga Membaca Perbatasan Negara Israel (Part 1)

Di dalam buku yang berjudul Kiri Islam, Antara Modernisme dan Postmodernisme, Kajian Kritis Atas Pemikiran Hassan Hanafi, Kazuo Shimogaki mengatakan, bagi Hassan Hanafi, kolonialisme Barat merupakan peristiwa paling tragis dalam sejarah kemanusiaan, yang dilakukan oleh orang-orang Barat terhadap orang-orang yang bukan Barat.

Bagi dunia Timur yang bukan mayoritas beragama Islam, seperti Jepang, China, Korea, maupun Amerika Latin, kolonialisme Barat berlangsung ketika pada abad ke 15, namun bagi dunia Islam, umat Islam, aktivis Islam, maupun aktivis Kiri-Islam, kolonialisme Barat berlangsug sejak peristiwa Perang Salib.

Bagi Hassan Hanafi, sebelum meletus peristiwa Perang Salib, peradaban Islam maupun peradaban Barat memang pernah bersitegang, namun tetap ada hubungan baik antar dua peradaban tersebut, seperti dalam kasus ketika orang-orang Eropa dipersilahkan belajar ilmu pengetahuan di peradaban Islam Spanyol.

Baca Juga: Jamiyah Ikhwanul Muslimin: Gerakan Sosial Politik Asal Mesir, Peran dan Kontribusi dalam Perkembangan Islam

Konfrontasi paling besar dimulai ketika peristiwa Perang Salib dan berlangsung terus menerus ketika kolonialisme Barat mengubah peta politik Timur Tengah pada Perjanjian Sykes Picot pada tahun 1916, hingga Revolusi Iran pada tahun 1979.

Meskipun secara simbolik, negeri-negeri Muslim telah merdeka dari kolonialisme Barat, namun secara faktual mereka masih terjajah, seperti kasus koloni Zionisme di Palestina, mengeksploitasi sumber daya alam di kawasan dunia Islam oleh negara-negara Barat, hingga ajaran Islam sudah tidak menjadi nilai tunggal dalam membangun peradaban.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Sejarah Filsafat Barat karya Bertrand Russel, Kiri Islam karya Kazuo Shimogaki

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X