Sejarah Pemikiran Islam, Ketika Imam Al Ghazali Mengkaji Filsafat Secara Mendalam, Sebuah Pengantar (Part 5)

Photo Author
- Sabtu, 9 September 2023 | 14:55 WIB
Ilustrasi sosok Imam Al Ghazali, yang mempunyai pemikiran Islam mendalam dan mencerahkan (GENMUSLIM.id/dok; pixabay.com oleh Mostafa Meraji)
Ilustrasi sosok Imam Al Ghazali, yang mempunyai pemikiran Islam mendalam dan mencerahkan (GENMUSLIM.id/dok; pixabay.com oleh Mostafa Meraji)
 
GENMUSLIM.id- Ketika Imam Al Ghazali mengkritik butir-butir pemikiran para filsuf, seringkali Imam Al Ghazali menggunakan bahasa yang terkesan sarkas atau sedikit keras, sebab mereka ini berpakaian dan mirip umat Islam secara tampilan, tetapi terang-terangan mengeluarkan pemikiran yang kufur.
 
Selain secara tampilan mirip umat Islam kebanyakan dan mempunyai pemikiran kufur, hal yang melatarbelakangi Imam Al Ghazali memakai istilah yang agak kasar karena mereka ini mempunyai watak angkuh, mereka mendaulat sebagai orang pintar, rasional, dan semua argumentasinya bersih dari cacat atau kontradiktif.
 
Melihat realitas demikiran dan kondisi umat Islam kala itu yang menjadi ‘korban’ dari pemikiran para filsuf tak sedikit, Imam Al Ghazali terpanggil untuk melakuakan gerakan kritik terhadap pemikiran para filsuf dengan metode yang rasional pula, memperlihatkan kontradiksi-kontradiksi argumen mereka, serta didukung dengan dalil naqli.
 
 
Dilansir Genmuslim dalam buku Syafi’iyah Asy’arriyah, Sejarah, Hubungan, dan Perkembangan di Dunia Islam Minggu, 9 Septmber 2023 bahwa Ali Muhammad Ash Shallabi mengatakan, para filsuf yang dikritik Imam Al Ghazali mempunyai pemikiran yang jauh dari ajaran Islam, meskipun hanya beberapa point saja.
 
Para filsuf tersebut meyakini jika keadaan Allah SWT seperti keadaan mayit, sebab mereka mengandaikan terlebih dahulu bahwa alam semesta ini muncul bersamaan dengan Allah SWT, sehingga muncul pemikiran Allah SWT merakit alam semesta dengan rumus-rumus yang sudah ditentukan, bukan menciptakan alam semesta dari ketiadaan.
 
Ketika rumus-rumus dalam alam semesta ini sudah dirakit dan dirancang sedemikian rupa, maka terciptalah hukum sebab akibat yang sudah tertata dan mutlak, maka Allah SWT istirahat selayaknya mayit, sebagaimana jam dinding yang sudah diberi baterai oleh pemiliknya, maka dengan otomatis bergerak sendiri, dan yang mempunyai jam dinding tersebut tinggal istirahat.
 
 
Dari tinjuan akidah Islam, jelas pemikiran tersebut merupakan pemikiran yang jauh dari tuntunan ajaran Islam yang benar dan lurus.
 
Imam Al Ghazali melanjutkan, demikianlah yang diperbuat oleh Allah terhadap orang-orang yang menyimpang dari Jalan-Nya, yang menjauhi jalan petunjuk yang benar, dan yang mengingkari firman-Nya, 
‘Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi, dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri, (Al Kahfi ayat 5)
 
‘Mereka berprasangka buruk terhadap Allah; (Al Fath; 6)
 
Menurut analisis Imam Al Ghazali, para filsuf itu mempunyai landasan pemikiran jika segalanya bisa diterangkan oleh akal dan ukuran manusia, sekalipun itu masalah ketuhanan.
 
 
Bagi Imam Al Ghazali juga, mereka adalah orang-orang yang tertipu oleh akalnya sehingga menganggap bahwa dalam hal ini tidak boleh taklid kepada Rasulullah SAW.
 
Imam Al Ghazali melanjutkan, jika dipikir dengan akal yang jernih dan nurani yang sehat, apa yang mereka pikirkan itu sebenarnya tidak rasional, sebab jika Tuhan itu Maha Kuasa, sudah barang tentu dia menguasai segala yang diciptakannya, dan Tuhan itu berbeda dengan mayit atau manusia.
 
Oleh karena itu, Imam Al Ghazali mengkritiknya dengan irama satire, ‘apa yang dianggap rasional oleh mereka, jika diceritakan dalam mimpi akan menimbulkan rasa heran.’***
 
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Febrilian Zulrahman, S. Kom

Sumber: Syafi’iyah Asy’ariyyah, Sejarah, Hubungan, dan Perkembangan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X