Iman Islam Sebagai Pemandu Perubahan Menurut Pemikiran Kuntowijoyo, Sebuah Pengantar Singkat

Photo Author
- Kamis, 7 September 2023 | 06:00 WIB
Sosok Kuntowijoyo, yang mempunyai pemikiran brilian yang ditunjukkan bagi umat Islam dan negeri ini. (GENMUSLIM.id/dok: instagram/sabdaperubahan)
Sosok Kuntowijoyo, yang mempunyai pemikiran brilian yang ditunjukkan bagi umat Islam dan negeri ini. (GENMUSLIM.id/dok: instagram/sabdaperubahan)

GENMUSLIM.id- Sebagai seorang sejarawan, sastrawan, dan juga bisa dikatakan cendekiawan Muslim, Kuntowijoyo telah berkontribusi besar bagi umat Islam dan dunia akademik, melalui pemikiran-pemikiran yang cemerlang dan mencerahkan.

Kuntowijoyo sendiri lahir di Bantul pada tanggal 18 September 1943 dan meninggal pada 22 Februari 2005, memulai karir intlektualnya di UGM jurusan Sejarah, lalu melanjutkan studinya di Universitas Columbia, dan selama hidupnya telah malahirkan pemikiran yang khas dan orisinil, sebut saja dalam kasus iman Islam sebagai kriteria dan pemandu perubahan.

Dalam kasus tersebut, secara garis besar, Kuntowijoyo ingin menunjukkan jika umat Islam mempunyai pemikiran yang berbeda, unik, khas, dan orisinil, yang sampai kapanpun dasar pemikiran tersebut terpatri di lubuk hati umat Islam.

Baca Juga: Inilah 5 Tradisi Unik dalam Perayaan Maulid Nabi di Berbagai Daerah di Indonesia? Berikut Penjelasannya!

Di dalam bukunya yang berjudul Identitas Politik Umat Islam, Kuntowijoyo mengatakan, bahwa setiap peradaban maupun negara ingi mewujudkan cita-cita yang luhur dan maju, tak terkecuali dalam diri umat Islam.

Tetapi persepsi umat Islam mengenai kemajuan berbeda dengan peradaban lain, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik untuk membangun basis masyarakat Islam yang maju.

Umat Islam bergerak dengan memandang ke depan, tetapi hati dan pikirannya ke belakang, sebab untuk hidup ke depan yang penuh optimisme dan harapan yang baik, diperlukan suri tauladan dalam sejarah Islam yang bisa memberi contoh, memandu, dan keyakinan yang kuat bahwa kemajuan bagi umat Islam itu akan segera datang.

Baca Juga: Peringatkan Cak Imin, Putri Gus Dur Alissa Wahid: Berhenti Membuat Narasi Bohong dan Tidak Menjual Nama Gus Du

Ketika iman Islam sudah menancap dalam lubuk hati yang paling dalam, maka diciptakanlah sebuah pembangunan yang mengharuskan sebuah perubahan ke arah yang lebih baik.

Pembangunan itu bisa bersifat rohani dan pembangunan fisik, pembangunan rohani bertujuan mendidik akhlak umat Islam agar mempunyai sikap yang mulia, siap bertarung dan tak kenal menyerah, sedangkan pembangunan fisik bertujuan untuk menunjang tujuan mulia tersebut, dengan kata lain fasilitas yang memadai.

Namun, pembangunan dalam atau rohani yang menjadi identitas yang sejati, bukan yang di luar, dengan kata lain juga kesadaran itulah yang esensial, bukan kondisi materialnya.

Struktur pandangan dunia Islam jelas berbeda dengan tesis kaum Marxis, yang mengatakan struktur (basis material) menentukan suprastruktur (kesadaran), bangunan di atas ditentukan bangunan di bawah, kalau tidak demikian, maka seseorang mempunyai kesadaran palsu.

Baca Juga: Mengagetkan! Ada Korupsi di Kementerian Keternagakerjaan, KPK Panggil Muhaimin Iskandar jadi Saksi!

Padahal, kita tahu bahwa orang miskin bisa menjadi orang yang beriman, sedangkan mereka yang kaya bisa juga menjadi kafir, sebaliknya juga, orang miskin bisa menjadi orang kafir, orang kaya bisa juga menjadi orang beriman.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Nauveliawati Nur Al-Fathonah

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X