GENMUSLIM.id – Jika bicara bisnis, maka Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam merupakan teladan pebisnis ulung, terutama dalam hal berniaga, memperingati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, saatnya umat muslim belajar sirah.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjadi lebih menarik dan bermakna dengan mempelajari sirah perjalanan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Maulid dan sirah tentunya saling berkaitan satu sama lain, sebab sirah mengingatkan umat muslim terhadap perjalanan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang dilahirkan untuk umat muslim dan diperingati hari kelahirannya oleh umat muslim diberbagai penjuru dunia.
Dikutip GENMUSLIM.id dalam buku Sirah Nabawiyah karya Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthy, mengenai perjalanan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang pertama ke Syam dan usahanya mencari rezeki.
Baca Juga: Mari Kita Baca dan Kaji Kembali Asal Usul Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia
Ketika berusia dua belas tahun, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diajak pamannya Abu thalib pergi ke Syam dalam suatu kafilah dagang.
Sewaktu kafilah berasa di Bashra, mereka melewati seorang pendeta Bernama Bahira, ia adalah seorang pendeta yang banyak mengetahui Injil dan ahli tentang masalah-masalah kenasranian.
Bahira kemudian melihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ia lalu mulai mengamati Nabi dan mengajaknya berbicara, Bahira kemudian menoleh kepada Abu Thalib dan menanyakan kepadanya, “Apa status anak ini disisimu?” Abu Thalib menjawab, “Anakku (Abu Thalib memanggil Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan panggilan anak karena kecintaan yang mendalam).”
Bahira bertanya kepadanya, “Dia bukan anakmu, tidak sepatutnya ayah anak ini masih hidup.” Abu Thalib berkata, “Dia anak saudaraku” Bahira bertanya kepadanya, “Apa yang dilakukan oleh ayahnya?” Abu Thalib menjawab, “Dia meninggal ketika ibu anak ini mengandungnya” Bahira berkata, “Anda benar, bawalah dia pulang ke negerinya dan jagalah ia dari orang-orang Yahudi, jika mereka melihatnya di sini pasti akan dijahatinya, sesungguhnya anak saudaramu ini akan memegang perkara besar” Abu Thalib kemudian cepat-cepat membawanya kembali ke Makkah.
Baca Juga: Imam Al Busyiri, Ulama Pengarang Kitab Burdah dan Pertolongan Jubah Nabi Muhammad SAW
Memasuki masa remaja, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berusaha mencari rezeki dengan menggembalakan kambing, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bertutur tentang dirinya, “Aku duduk menggembalakan kambing penduduk Makkah dengan upah beberapa qirath.”
Sehubungan dengan usaha Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menggembalakan kambing untuk tujuan mencari rezeki terdapat tiga pelajaran yang penting.
Pertama, selera tinggi dan perasaan halus, dengan kedua sifat inilah Allah “memperindah” kepribadian Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, selama ini pamannyalah yang mengasuh dengan penuh kasih sayang sebagai seorang bapak, akan tetapi begitu merasakan kemampuan untuk bekerja, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam segera melakukannya dan berusaha sekuat tenaga untuk meringankan sebagian beban nafkah dari pamannya.