GENMUSLIM.id - Imam Al Busyiri yang nama lengkapnya adalah Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid Al-Busyiri lahir di Dallas, Maroko.
Sejak kecil Imam Al Busyiri dididik langsung oleh ayahnya dalam mempelajari berbagai disiplin ilmu, seperti bacaan Al-Quran, ilmu nahwu dan fiqh.
Imam Al Busyiri juga pernah belajar ilmu tasawuf dan kesusastraan arab kepada seorang sufi besar Bernama Syaikh Abdul Abbas Al-Mursyi.
Setelah Imam Al Busyiri selesai mempelajari ilmu tasawuf dan kesusastraan arab, beliau akhirnya menjadi sastrawan dan penyair yang ulung.
Dikutip Genmuslim.id dari berbagai sumber pada tanggal 3 September, Imam Al Busyiri diberi gelar “Sayyidul Maddah” yang berarti pemimpin para pemuji Nabi Muhammad SAW.
Karena shalawat dalam kitab burdah yang dikarangnya dipandang sebagai puncak karya sastra dalam memuji Nabi Muhammad SAW.
Lalu bagaimana sejarah perjalanan Imam Al Busyiri ketika mengarang shalawat burdah tersebut?
Asal muasal shalawat burdah ditulis oleh Imam Al Busyiri, yakni ketika beliau sedang menderita sakit lumpuh.
Imam Al Busyiri mengisi kekosongan waktunya dengan berharap ia mendapat syafaat Nabi Muhammad SAW, beliau menulis sajak-sajak indah tentang Nabi Muhammad SAW.
Meskipun Imam Al Busyiri merupakan sastrawan dan penyair yang ulung, akan tetapi ia masih harus menghadapi berbagai rintangan dalam mengarang dan Menyusun kitab Burdah.
Suatu ketika saat Imam Al Busyiri mengarang kitab Burdah , sampai akhirnya beliau harus berhenti di kalimat “Fa mablaghul ilmi fihi annahu basyarun.”
Imam Al Busyiri sama sekali tidak bisa melanjutkan penggalan kalimat syair yang dikarangnya.