GENMUSLIM.id- Ketika gagasan Pan Islamisme dicetuskan dan digaungkan di seluruh dunia Islam, aktivis dan umat Islam di Indonesia merespon dan menerima dengan baik, terlebih ketika Kekhalifahan Turki Utsmani runtuh yang berimplikasinya semakin gencarnya pendudukan Yahudi di Palestina.
Pada dasarnya, gagasan Pan Islamisme ini menjangkarkan dasar teorinya dari konsep ukhuwah Islamiyah yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada periode Madinah, yang dikontekstualisasikan umat Islam waktu itu untuk merespon dua musibah besar dalam umat Islam. cengkraman penjajahan Barat atas dunia Islam maupun keruntuhan Turki Utsmani yang berdampak pada pendudukan Yahudi di Palestina.
Animo aktivis Islam di Indonesia dibilang sangat antusias dalam menerima gagasan tersebut, sebab bagaimanapun juga peristiwa pendudukan Yahudi di Palestina bukan semata-mata urusan Islam di Palestina, melainkan pekerjaan umat Islam seluruh dunia.
Di dalam buku Jas Mewah, Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah dan Dakwah, Tiar Anwar Bachtiar mengatakan, ketika konferensi internasional yang diadakan di Makah maupun Mesir, umat Islam kala itu sudah mempunyai sikap kritis terhadap ide nasionalisme yang hanya mementingkan bangsanya sendiri.
Dari sikap itulah muncul sikap kepedulian yang besar terhadap problem umat Islam seluruh dunia waktu itu, tak terkecuali problem Palestina yang diduduki Yahudi.
Ormas Islam kala itu, seperti NU, Muhammadiyah, Persis, Al Irsyad, Sarekat Islam menerima gagasan Pan Islamisme tersebut.
Pandangan-pandangan mereka terhadap masalah Palestina yang terdapat Baitul Maqdis juga didasari oleh solidaritas dari sesama negara jajahan.
Para aktivis Islam di Indonesia menghadapi musuh yang sama dengan yang dihadapi oleh penduduk Baitul Maqdis atau Palestina, yaitu bangsa Eropa.
Dukungan terhadap nasib Palestina dan Baitul Maqdis di sisi lain juga memberikan semangat perlawanan terhadap Belanda di Indonesia semakin kuat.
Menurut Tiar Anwar Bachtiar, dalam menanggapi kondisi umat Islam Palestina dan Baitul Maqdis pada masa kolonial Belanda terdapat dua pemikiran yang berseberangan.
Bagi kalangan Islam, melihat masalah Palestina dan Baitul Maqdis sebagai penjajahan bangsa Barat maupun Yahudi atas umat Islam, sedangkan bagi kalangan nasionalis-sekuler melihatnya hanya sebagai konflik agama belaka antara Islam dan Yahudi memperebutkan tempat ibadah di kompleks Masjidil Aqsa.