Nenek bilang berdoa saat sedang hujan deras bisa cepat dikabulkan.
Hujan selalu mengikuti apa saran nenek. Mulai dari terus berdoa setelah salat, sebelum berjualan, bahkan saat hujan seperti ini.
Apapun akan ia lakukan agar doanya dikabulkan.
Toh ia juga tidak minta hal yang muluk-muluk, hanya ingin dagangannya habis setiap harinya.
“Ya Allah, berilah rezeki pada orang-orang agar mereka mau membeli dagangan Hujan,” lanjut doanya.
Hujan berhenti saat matahari sudah mulai condong ke barat. Hujan yang cukup lama membuat jalan menjadi tergenang banyak air.
Baca Juga: Cerpen Psikologi Islami: Memaafkan Jalan Menuju Kebahagiaan
Dengan langkah kecilnya, Hujan mendatangi kendaraan-kendaraan yang sedang berhenti di lampu merah, menjajakan dagangannya.
Satu dua tisu mulai terjual. Hujan menatap uang recehan dengan senyuman.
Saat azan magrib berkumandang, Hujan segera bergegas meninggalkan jalanan menuju masjid terdekat.
Ia tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk berdoa.
Hujan berlari kecil, tetapi langkahnya dihentikan seseorang yang memanggilnya.
Bukan memanggil namanya, melainkan memanggil tisunya.
“Tisu! Saya mau beli tisu!”