GENMUSLIM.id — Suatu hari Ali bin Abi Thalib memanggil putranya yakni Hasan dan menanyakan beberapa hal seputar budi pekerti.
Disebut percakapan penuh 'daging' sebab dalam perbincangan antara ayah dan anaknya tersebut berisikan ilmu agama dan pengetahuan yang bermanfaat.
Sebagai orang tua, Ali bin Abi Thalib memiliki kewajiban mendidik dan mengajarkan hal-hal yang baik lagi benar kepada anak-anaknya.
Pun sebagai anak, Hasan menunjukkan hasil didikan dari sang ayah. Ia amat fasih menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan Ali bin Abi Thalib.
Ali : Anakku, apakah yang dimaksud ‘menutup’ itu?
Hasan : Ayah, ‘menutup’ adalah membalas kemungkaran dengan kebaikan.
Ali : Apakah kemuliaan itu?
Hasan : Kemuliaan adalah membangun kekeluargaan dan tidak membalas keburukan dengan keburukan.
Ali : Apakah harga diri itu?
Hasan : Harga diri adalah menjaga kesucian diri dan
memperbaiki keadaan dirinya.
Baca Juga: Cerpen Inspiratif Islami: Sang Perempuan Penggenggam Asa
Ali : Apakah kerendahan itu?
Hasan : Kerendahan berarti memperhatikan urusan sepele dan enggan memberi kepada orang miskin.
Ali : Apakah kikir itu?
Hasan : Kikir adalah seseorang menjaga dirinya dengan menyerahkan mahkotanya.
Ali : Apakah toleransi itu?
Hasan : Toleransi adalah memberi ketika lapang maupun sulit.
Ali : Apakah tamak itu?
Hasan : Tamak adalah engkau melihat apa yang engkau miliki sebagai ketiadaan dan apa yang engkau infakkan sebagai kerugian.
Baca Juga: Pecinta Kucing Pasti Relate, Cara Nabi Muhammad Menunjukkan Cintanya pada Muezza yang Lucu
Ali : Apakah persaudaraan itu?
Hasan : Persaudaraan adalah setia ketika suka maupun duka.