GENMUSLIM.id - Setelah makan siang selesai, Yuuki dan Ahn mengambil foto berdua di studio foto untuk kenangan mereka berdua.
Namun Ahn justru tidak bergairah disaat Yuuki berhasil mengekspresikan kebahagiaannya. Hanya Yuuki yang terlihat begitu antusias. Ada apa dengan Ahn?
“Ahn? Ada apa denganmu?” Tanya Yuuki ketika menyadari keterdiaman Ahn. Sedangkan Ahn hanya menggelengkan kepala dengan senyum terpatri di wajahnya.
Baca Juga: Cerpen Pendidikan Islam: Perjalanan Menuju Cahaya Pengetahuan
“Ahn, ayolah? Ceritakan kepadaku? Aku tau kamu sedang tidak baik-baik saja.”
“Apa peduli mu, Yuuki?” balas Ahn dengan ketus.
Yuuki tersentak. Ditatapnya mata Ahn yang menahan amarah.
“Kamu marah padaku, Ahn?” Tanya Yuuki memastikan.
“Tidak. Aku hanya kecewa padaku sendiri. Bagaimana bisa aku menahan rasa cemburuku pada keluarga bahagia itu sampai detik ini?”
Suara Ahn melemah karena takut Ahn menjadi kalut. Perasaannya saat ini masih kacau.
“Yuuki, asal kamu tau, aku juga ingin menceritakan kebahagiaan keluargaku padamu. Tapi tidak bisa. Nyatanya keluargaku sudah tidak utuh. Tidak ada yang bisa aku ceritakan selain kesengsaraan. Aku menahan tangis setiap melihatmu bahagia dengan keluargamu. Aku iri dengan itu, Yuuki! Aku benci dengan perasaanku yang seperti ini!”
Baca Juga: Cerpen Islam Kisah Wali Songo: Sunan Kalijaga dan Perdamaian dengan Taming Sari
Namun pada akhirnya Ahn menyuarakan isi hatinya. Yuuki yang mendengar itu pun tersayat hatinya.
Air mata jatuh di kedua wajah yang saling memandang satu sama lain itu.
Ahn dengan wajah merah padam dengan air mata yang telah menguasai wajah lelah Ahn. Emosi Ahn meluap-luap di depan Yuuki yang terlihat sangat terkejut dan sakit hati karena bentakan Ahn.