fiksi

Cerpen Remaja: Like a Guardian Angel, Kei yang Terlihat Dingin dan Sikap Manisnya kepada Keira (Part 2)

Senin, 28 Agustus 2023 | 07:51 WIB
Cerpen Remaja: Like a Guardian Angel, Kei yang Dingin dan Sikap Manisnya kepada Keira (Part 2) ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Freepik.com/ Jcomp))

GENMUSLIM.id - Satu minggu berlalu, persiapan sudah rampung, 2000 bibit pohon Angsana dan Trembesi sudah siap untuk dibawa ke bukit Glagah Wangi. Para peserta juga sudah berkumpul di lapangan, kami akan berjalan kaki sekitar 3 km dari sekolah menuju bukit.

Dua bulan lalu sempat terjadi banjir bandang di wilayah kami, diduga karena ambrolnya salah satu mata air di daerah hulu sehingga mengakibatkan banyak pepohonan yang terbawa derasnya arus.

Tak kurang 160-an gelondongan kayu di temukan berceceran sepanjang bekas aliran banjir. Banyak asumsi ada pihak tak bertanggung jawab yang melakukan illegal logging sehingga membuat akar resap berkurang jumlahnya, untuk itulah kami mengadakan penghijauan di bukit pagi ini.

“Jangan pakai flat shoes!” Aku terkejut karena Kei tiba-tiba ada di depanku.

“Suka-suka aku dong.” Aku malas sekali menanggapi anak ini. Kei tidak pernah muncul selama persiapan kemarin, padahal sudah dijadikan PJ. Malah anak buahnya yang mempersiapkan semuanya, kemana dia sebagai ketua?

Baca Juga: Cerpen Remaja: Like a Guardian Angel, Kei yang Dingin dan Sikap Manisnya kepada Keira (Part 1)

“Kita ini mau ke hutan, bukan mau ke mall,” lanjut Kei yang mengalihkan pandangannya ke bukit seolah memastikan jalur pendakian yang akan kami lalui.

“Nggak usah sok ngatur deh, kalau mau briefing tuh dari kemarin-kemarin. Giliran udah siap mau berangkat ada aja yang diribetin,” kesalku.

“Terserah. Emang dasar Keira nggak bisa diatur,” pungkasnya yang langsung memimpin rombongan di depan barisan menuju bukit. Aku berjalan bersama panitia yang lain di belakang, sekitar 60 siswa dan guru beriringan menuju lokasi.

Kami sampai di kaki bukit setelah 40 menit perjalanan. Aku melepaskan sepatu karena merasa perih di kedua tumit, saat kulihat ternyata kulitku sudah lecet karena bergesekan dengan tepi flat shoes yang kaku.

Aku menghela napas saat melihat rute yang akan kami lalui ke puncak bukit, jalannya cukup landai tapi tetap saja yang namanya bukit pasti ya jalan tanah dengan rerumputan cukup tinggi di kedua sisinya. Aku baru ingat semalam hujan turun cukup deras, semoga tidak licin jalannya.

Baca Juga: Cerpen Islam: Aisyah dan Pesan Kebajikan dari Surat At Tin

Tak sengaja aku bertemu pandang dengan Kei yang tengah membagikan bibit tanaman kepada kami untuk dibawa naik ke puncak bukit. Ia berdiam cukup lama sambil melihat sepatuku saat mengulurkan empat bibit pohon itu padaku. Aku sedikit menyesal karena mengabaikan peringatannya tadi, tapi ya sudahlah.

“Mari kita berdoa sejanak, semoga apa yang kita lakukan diberikan kelancaran sampai selesai. Berdoa mulai!” seru Kei yang sudah kembali ke depan barisan.

Halaman:

Tags

Terkini