fiksi

Cerpen Inspiratif: Nasehat Ibu Untuk Tiga Bersaudara Kalani, Gandi, dan Tarina Begitu Dalam juga Berharga

Rabu, 23 Agustus 2023 | 17:00 WIB
Pesan Ibu untuk Tiga Bersaudara, Kalani, Gandi, dan Tarina yang begitu dalam dan berharga. (GENMUSLIM.id/dok: Pexels/Snapwire)
GENMUSLIM.id - Aku memandang sebuah album foto di tanganku. Melihat beberapa wajah yang nampak tersenyum bahagia.

Ada Ibu, Bapak, aku bersama dua adikku Gandi dan Tarina. Kami semua tersenyum bahagia di sebuah taman dengan latar rumah pohon yang menjadi pelengkap dan menambah kesan indah.

Aku masih ingat jelas setiap kenangan dan kebersamaan dengan keluargaku. Semua kejadian menyenangkan itu masih terekam degan baik di kepalaku.

Baca Juga: Cerpen Anak: Impian Terbang Menuju Bintang di Angkasa

Bagaimana sikap tegas Bapak dan sikap lembutnya Ibu dalam mendidik aku dan adik-adikku.

Ibu yang selalu memberi nasehat dan pesan padaku juga kedua adikku, sebagai tiga bersaudara tentu kami harus saling menjaga dan menyayangi satu sama lain.

Ibu selalu bilang, sebagai anak pertama dan sebagai seorang kakak tentunya aku harus menjadi contoh yang baik untuk kedua adikku.

Kata orang jadi anak pertama itu tidak mengenakan, selalu harus mengalah dan pasti memikul harapan besar dari orangtua dan keluarga.

Dipaksa dewasa sebelum waktunya dan harus merasa kuat di segala situasi.

Itu memang benar, tetapi bisa jadi juga tidak. Karena beberapa cerita mungkin berbeda dan tidak sama.

Aku memang anak pertama dan aku memang sering mengalah. Namun, itu bukan paksaan atau dipaksa, tetapi mungkin memang begitu seharusnya.

Saat aku kecil, kadang aku memang merasa kesal dan tidak suka menjadi seorang kakak. Namun, seiring berjalannya waktu dan beranjak dewasa aku sadar.

Baca Juga: Bayangkan Ketika Kau Menjadi Seorang Diri, Cerpen Kematian: Melibatkan Allah dalam Kehilangan

Ibu atau Bapak tidak pernah salah dalam memperlakukan aku, mungkin aku yang memang kurang mengerti saat itu.

Karena setelah dewasa aku sadar menjadi seorang kakak itu bukan hanya tentang siapa yang paling besar dan paling tua, tetapi siapa yang bisa dan mampu menjadi sosok yang menjaga dan mengayomi seorang adik setelah orangtua tak lagi ada dan bersama.

Jika aku tak belajar mengalah dan mau menang sendiri, mungkin sampai sekarang aku tak akan mengerti arti pengorbanan untuk orang yang kita cintai.

Halaman:

Tags

Terkini