Baca Juga: Mengintip Kecantikan dalam Agama Islam: Menjunjung Tinggi Pesona Sejati Seorang Wanita Muslimah
Saat kelaparan, jamuan rapat dewan perwakilan enak jadi cemilan. Sayangnya itu dalam bayangan saja, selebihnya mungkin bisa jadi kenyataan ketika nanti saat Tuhan mau memberinya dan tentu tidak lupa juga.
Pastilah, Tuhan tahu dan ingat segalanya. Itulah orang suka bertingkah seperti Tuhan menjadi terlihat bodoh.
Aku lanjutkan ceritaku ya. Aku mulai mengenal fungsi ku ketika tiba-tiba seorang pengemis bersandar, menghitung rupiah dalam kaleng karatnya.
Jumlahnya yang melebihi tukang bangunan cukup menjadi alasan pura-pura lemah lebih baik dibanding terus kuat sehat bugar.
Baca Juga: Pedoman Muslimah: Meneladani Ratu Balqis Sebagai Pemimpin di Negeri Saba yang Cerdas dan Demokratis
Dia bersandar cukup lama hingga pergi untuk dinas duduk, kembali menjual kesedihan dan agama.
“Pak, Buk belum makan 3 hari”
“Pak Buk sedekahnya. Jumat berkah” dari jauh aku cukup mendengarnya samar.
Kata andalan memang harus ada diantara mereka, kalau tidak mereka hanya jadi badut atau manusia silver yang nanti dari dalam mobil orang berkata seram tentang badut yang harusnya lucu atau menanyakan sedang apa manusia silver itu, padahal Rp1.000 pun tidak keluar dari saku.
Baca Juga: Bolehkah Wanita Muslimah Menjadi Pemimpin? Begini Penjelasan dan Pandangannya dalam Islam!
Iya si, sebenarnya itu sering dikata mengemis dengan gaya.
Setidaknya itu yang dilarang UU, memberi uang pada gelandangan, tapi tak mengapa membayar pajak sebesar-besarnya
Hebatnya, dari cerita pengemisan ini akan sangat membantu kalau di-viral-kan. Banyak sekali donasi bertebaran untuk ini dan itu, bahkan untuk rumah seorang anak yang tidak tahu lebih bagus daripada pen-donasi.
Rumah yang bisa dibangun gedung bertingkat untuk 100 anak tak berpunya ayah dan bunda.