Baca Juga: Resep Camilan: Cara Membuat Puding Pandan, Bisa Menjadi Salah Satu Inspirasi Saat Memasak Moms!
Hakim lagi-lagi memperingatkan para penonton persidangan.
Salima dengan lantangnya bicara pada hakim kesempatan yang adil juga diberikan kepadanya.
“Pak Hakim, tidak bisakan kita tampilkan saja semua bukti yang ada? Rekaman medis korban bisakah ditampilkan saja, tanpa perlu dibaca? Karena dibaca seperti itu, saya merasa ragu pada kebenaannya. Saya tidak tahu Pak Jaksa ini berpihak pada siapa. Rekaman medisku juga ada bukan?” pinta Salima.
“Ya, saya juga punya bukti lain tentang luka-luka Pak Dedi yang sudah lebih dulu dianiaya korban!” teriak putri Pak RT.
Foto itu didapatnya dari ibunya saat menemani Pak RT mendatangkan tukang urut untuk Pak Dedi.
Sebelum hakim menjawab, Jaksa terlebih dahulu menyela.
“Tolong Saudari jaga sopan santun terhadap Hakim. Anda tidak bisa memerintah Hakim seenaknya. Ikuti prosedur yang berlaku, kalau seperti ini, Saudari bisa dianggap tidak kooperatif terhadap jalannya persidangan,” ancam Jaksa.
Salima pun diam.
Sorot matanya kini tak lagi takut dengan ancaman Jaksa.
Istri si preman tampak sudah sangat geram dan beberapa kali berbisik dengan suaminya.
Salima menelan ludah, dia memang tidak ingin dipenjara.
Tetapi jika sudah seperti ini, mau tidak mau dia harus berdiri tegap dan tegar.