Cerpen Psikologi: Kesehatan Mental Ratih yang Kesepian

Photo Author
- Kamis, 7 September 2023 | 07:59 WIB
Cerpen Psikologi Kesehatan Mental Ratih di Tempat Kerja Baru ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Redgreystock/Freepik))
Cerpen Psikologi Kesehatan Mental Ratih di Tempat Kerja Baru ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Redgreystock/Freepik))

Ratih tidak menimbrung. Akhir pekannya dihabiskan untuk bergelung di atas kasur. Jika tidak salah ingat, Ratih bahkan tak membuka gorden kamar dan membiarkan kamarnya reman-remang sepanjang hari.

Berada di keramaian, tetapi merasakan sepi. Itu yang Ratih rasakan hampir tiga bulan belakangan. Suasana hatinya lebih didominasi afek negatif, seperti merasa sedih, mudah kesal, kehilangan minat pada banyak hal, dan lebih sering menyendiri.

Jika dulu Ratih sering mengajak teman-temannya untuk keluar hangout di akhir pekan, kini Ratih malah selalu menolak ajakan teman-temannya. Baginya, tak bersosialisasi sama sekali lebih baik daripada suasana hatinya semakin memburuk.

Ratih pernah menghubungi seorang teman yang berprofesi sebagai psikolog dan menceritakan masalahnya. Temannya mengatakan bahwa Ratih mengalami gejala-gejala kesepian.

Baca Juga: Cerpen Pendidikan Islam: Cahaya Sholat Tahajud, Cara Istimewa Berkomunikasi dengan Allah SWT

Dalam hati Ratih mengiyakan dan menyetujui perkataan temannya. Ia memang menduga jika mengalami kesepian, tetapi tak mau melakukan diagnosa sendiri. Ratih bukan seorang profesional di bidang psikologi. Asal mendiagnosa hanya akan menambah beban pikirnya.

“Lalu apa yang harus kulakukan? Jujur aku juga lelah. Aku bahkan menghabiskan banyak waktu di kamar mandi hanya untuk membilas rambut yang sudah bersih dari shampo,” ujar Ratih diakhiri tawa kecilnya. Menertawakan diri sendiri.

“Ratih, kalau kamu menarik diri dari lingkungan sosialmu, maka sudah saatnya kamu kembali membuka diri. Jangan hindari setiap pertemuan, menghindari percakapan, menghindari ajakan makan bersama rekan kerja. Coba lakukan aktivitas itu lagi. Kamu selalu melakukannya dulu bahkan selalu mengajak bukan diajak,” kata temannya.

Ratih mengangguk. “Haruskah aku mencobanya?” tanya Ratih memastikan.

“Kamu bisa melakukannya, Ratih. Jika terlalu sulit, lakukan hal-hal sederhana terlebih dulu,” jawab temannya.

Baca Juga: Cerpen Muslimah: Potongan Kisah Kehidupan Tentang Sebuah Arti Cinta dan Pengorbanan Azima

“Bagaimana caranya? Aku tidak pernah mengalami hal semacam ini dan tidak tahu caranya,” balas Ratih jujur.

“Kamu bisa mulai dengan kembali memakai pakaian berwarna. Pakaianmu terlalu gelap bukan akhir-akhir ini? Setahuku dulu kamu adalah cewek kue, bukan mamba,” kata temannya dan membuat Ratih tertawa. Menyadari ia telah berubah sejauh itu karena kesepiannya.

“Saat di kantor, kamu bisa lebih dulu menyapa rekan kerja. Jangan memasang wajah jutek atau menunduk seperti tak tertarik dengan lingkunganmu. Coba menyapa lebih dulu, tersenyum lebih dulu, dan buka obrolan seadanya. Jangan terlalu dipaksakan juga, lakukan semampumu,” lanjut temannya memberikan masukan.

Baca Juga: Cerpen Misteri Seri Ali : Misteri Hutan Angker yang Bernyanyi Pilu (Part 2)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Zaiyana Nur Ashfiya

Sumber: Istimewa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X