Cerpen Muslimah: Hijab Untukmu, Mereka dan Taat PadaNya

Photo Author
- Rabu, 6 September 2023 | 17:05 WIB
International Hijab Solidarity Day bisa jadi hidayah untuk muslimah menggunakan hijab (GENMUSLIM.id/dok: Desain Canva)
International Hijab Solidarity Day bisa jadi hidayah untuk muslimah menggunakan hijab (GENMUSLIM.id/dok: Desain Canva)
GENMUSLIM.id- Hijab, kecantikan dan perilaku sering kali disangkut-pautkan oleh orang dalam satu kesatuan utuh dari pribadi seseorang, padahal muslimah adalah kewajibannya dalam menggunakan hijab, pun cerpen ini akan menguliti hal itu.
 
Cerpen dengan bahasan seorang yang memahami 'lagi' tentang muslimah dan hijab berawal dari International Hijab Solidarity Day yang ia temukan di tanggal 4 September lalu.
 
Muslimah yang baginya di International Hijab Solidarity Day sangat antusias mempromosikan hijab kepada siapa pun yang belum menggunakannya atau sudah menggunakan tapi mencekik leher, cerpen ini akan menyorot dari salah satu sudut pandang.
 
 
Sebut namanya Azza, ia lahir dan besar di tanah sumatra dengan adat istiadat yang lekat dengan nilai islam, sebagai muslimah hijab baginya adalah hal wajib dalam keluarga bahkan semenjak ia dilahirkan.
 
Bukan tanpa sebab, luhurnya merupakan tokoh kyai yang bahkan memiliki pesantren di sumatra pada saat itu, oleh sebab beberapa hal pada masa kolonial, akhirnya ditutup karena dianggap tempat yang melahirkan pemberontakan dengan pelaku muslimah.
 
Bagaimana bisa seorang kolonial menganggap para muslimah dengan hijab yang digunakan merupakan pemberontakan.
 
 Dipandang lagi sejalan dengan International Hijab Solidarity Day yang dilakukan adalah ‘pemberontakan’ kepada orang-orang dengan intuisi bahwa hijab dulu hati atau baik dulu sikap baru menggunakan hijab.
 
Tidak. Itu yang sedang dilakukan Azza. Bukan, bukan memberi pemahaman itu, tetapi sedang praktik berhijab tidak dengan sikap, melainkan Azza termasuk tengil dalam pergaulannya.
 
 
Terutama semenjak ia memilih merantau meneruskan strata 1 nya di pulau jawa, tentunya ia merasa seperti burung lepas dari kandang. Ayahnya tak jaga, apa lagi ibunya.
 
Sudah bebas rasanya, tetapi hijab yang ia kenakan tidak pernah tangal sekalipun. Meski teman-teman mainnya tidak ada yang menggunakan hijab.
 
Jangankan hijab, baju saja kadang kurang bahan. Azza selalu jadi bahan komentar bagi mereka menyuruh untuk lepas saja dengan alibi lebih cantik ketika tidak berhijab, pun orang tuanya tidak mengetahui.
 
Azza tetap menggunakan hijab bahkan di titik ia pada akhirnya harus membuka hijab karena satu waktu kehujanan dan harus menginap di rumah temannya, tidak ada pakaian panjang yang bisa ia gunakan. Sebenarnya ia kurang nyaman, tetapi mau tak mau ia tetap lakukan karena baginya tidak ada pilihan.
 
“you’re so beautiful Zaa…” Azza hanya tersenyum mendengar pujian itu.
 
Lama-kelamaan Azza terbiasa, dimulai sesekali lepas hijab ketika berkeliaran di kost, lalu berlanjut apabila hangout dengan temannya sampai ia pergi ke kampus tanpa hijab bertepatan dengan International Hijab Solidarity Day.
 
Saat melewati kerumunan acara tersebut, tiba-tiba Azza ditawari menggunakan hijab, tentu ia kaget dan semua orang bersorak untuk ia mau.
 
Ketika dikenakan kembali hijab, ia merasa ada yang bergetar di dadanya. Ada sesuatu yang dirasakan selaku muslimah.
 
Buru-buru ia keluar dari tempat itu dan mencari toilet terdekat, di sana entah kenapa ia menangis mengingat semua pesan ayahnya.
 
Ayahnya pernah mengatakan tentang muslimah ketika tidak berjilbab, bukan hanya ia yang akan dihukum. Melainkan ayah dan saudara laki-lakinya juga.
 
Ia menyayangi ayahnya meskipun sering kali memilih mengabaikan ucapan ayahnya. Azza menelpon ayahnya dan meminta maaf.
 
Mendengar suara anaknya bergetar, tentu sang ayah panik dan menanyakan apa yang terjadi dan Azza mengakui bahwa ia melepaskan hijab di perantauan.
 
 
Ayahnya ikut menangis dan menanyakan apa penyebab anaknya itu melepaskan hijab, dengan bergetar Azza menjelaskan dan oleh sebab hal itu ia diminta untuk pulang sementara.
 
Pulang ke rumah dengan hati takut, sesampainya ia memeluk sang ibu dan ayah, mereka menghabiskan waktu dengan bercerita panjang dengan sesekali ayahnya memberikan nasihat.
 
Azza bersyukur memiliki mereka, orang tua yang tak menghakimi meski ia benar-benar dalam kesalahan.***
 
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.
 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dwi Nur Ratnaningsih

Sumber: Istimewa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X