Baca Juga: Cerpen Inspiratif Psikologi Islami: Kisah Jujur Zoro yang Meneladani Nabi Muhammad SAW
Tidak diragukan bahwa Yoshi adalah pemimpin sekelompok anak nakal tersebut.
Segera Lawu melakukan background checking dan dalam sepuluh menit identitas Yoshi dapat diketahui. Yoshi adalah anak terakhir dari tiga bersaudara.
Kakak-kakak Yoshi semuanya laki-laki dan berjarak lima hingga tiga tahun.
Lawu kemudian memerintahkan Dewa untuk keluar dari kelas. Mereka kemudian memantau Yoshi dari jauh bahkan mengikutinya hingga anak itu tiba di rumah.
Baca Juga: Cerpen Tema Psikologi dan Parenting: Ditto Mengejar Pujian dari Ayah Bunda
Segalanya sudah dipersiapkan. Selain perekam kecil yang ditempelkan di jam tangannya tanpa disadari Yoshi, kamera pengintai yang bisa menampilkan aktivitas dalam rumah Yoshi pun menjadi fokus utama mereka sekarang.
“Dia masuk ke dalam rumah. Langsung fokuskan kamera!” perintah Lawu.
Selain Lawu, anggota Tim Moving lainnya terkejut saat mendengar suara pecahan kaca. Mereka kemudian semakin fokus menatap monitor.
Benar! Itu adalah suara pecahan kaca akibat lemparan yang keras. Dari monitor, Tim Moving dapat melihat Yoshi hanya berdiri diam. Tak beranjak saat salah satu kakaknya melemparkan botol belingnya.
Baca Juga: Seputar Haid: Benarkah Seorang Muslimah Tetap Dapat Pahala Walaupun Tidak Shalat Ketika Menstruasi?
Tak hanya itu, kakaknya yang terlihat mabuk itu kemudian menghampiri Yoshi dan mulai memukul menggunakan biola yang ada di dekatnya.
Kakak Yoshi adalah pemain biola yang mengaku kreativitasnya muncul saat mabuk.
Yoshi tak berontak dan itu membuat Tim Moving kebingungan.
“Dia bisa mati!” kata Dewa yang menjadi tak tega dengan Yoshi.
