GENMUSLIM.id- Usai semua yang telah dilewati beberapa waktu lalu, Aini kembali kepada kesendirian yang telah nyaman ia lewati dan jalani dari masa lalu yang menjadi pembelajaran tanpa tapi.
Tidak berjodoh ia dan Angga dalam proses ta’aruf tersebut tidak ia anggap kegagalan, sebab tidak ada ta’aruf yang gagal kecuali kita melanggar syariat yang harus dijalankan.
Kesendirian yang telah ia pupuk pun bukan sebuah hal yang harus Aini segera selesaikan.
Masa lalu kembali dengan perantara Angga dan cukup mengagetkan adalah bahwa Angga mengetahui bahwa Rio adalah mantan kekasihnya di kala putih abu hingga menjadi jembatan ia berada dalam kesendirian hingga kini.
Yang selalu menjadi titik balik dai tiap kejadian di hidup Aini, ia sellau mencoba mengambil hal baik sebelum kesedihan itu usai, sebab termasuk pun kesendirian harus ada pembelajaran yang menadi alasan kita bersyukur, jangan sampai terlanjur menjadi masa lalu dan menemukan bahagia barulah kita bersyukur.
Aini menyibukkan diri pada setiap perbaikan yang ada, terlebih pada akhirnya ia mengikutsertakan diri ke program kantor yang bermuara nanti kepada pengabdian projek film pendek perusahaan dengan latar Banda Neira dengan alasan move on kepada Sanisan yang menanyakan apakah benar ia yakin ingin ikut program itu.
Padahal tidak sama sekali Aini ingin move on, tidak ada yang patut di move olehnya, Angga adalah bait puisi yang indah dalam prosesnya mencintai kehilangan hingga masa lalu yang menghantarkan kepada mencintai kehilangan.
Sudah sepatutnya Angga akan selalu Aini kenang sebagai seorang dari ribuan orang di duni ayang menjadi bagian cerita kehidupannya, mungkin itu baginya.
Seusai mengetahui kisah Angga dan memutuskan menyelesaikan diri masing-masing dan saling melepaskan hingga nanti takdir terbaik menuju.
Masing-masing dari Angga maupun Aini akhirnya berusaha keluar dan menyelesaikan diri sendiri meski berat dan tidaklah menyenangkan.
Ketika harus berada di titik menyelesaikan diri sendiri harus ada penerimaan yang dilakukan oleh masing-masing diri.
“CUT!!!”