Cerita Roman Singkat: Filosofi Kaktus dan Perasaan Tulus Seorang Tiar untuk Ana Perempuan Istimewa

Photo Author
- Rabu, 23 Agustus 2023 | 16:45 WIB
Filosofi Kaktus dan perasaan tulus Tiar untuk Ana perempuan yang istimewa. (GENMUSLIM.id/dok: Pexels/Rafael Gonzales)
Filosofi Kaktus dan perasaan tulus Tiar untuk Ana perempuan yang istimewa. (GENMUSLIM.id/dok: Pexels/Rafael Gonzales)

"Aku pengen dengar itu dari kamu, Tiar. Coba ceritakan."

Aku dan Ana beralih duduk di sebuah kursi kayu di sudut tokonya. Melanjutkan perbincangan kami.

"Biasanya orang hanya menganggap kaktus itu tumbuhan berduri yang tidak istimewa. Tapi jarang ada yang tahu, kaktus itu salah satu tumbuhan yang tangguh dan mandiri. Bisa hidup dalam kondisi apa pun meski tidak disiram, bahkan untuk menghasilkan bunga kaktus perlu waktu yang panjang. Itu mengajarkan kita kalau hidup ini tentang bertahan dan berjuang untuk sampai pada tujuan yang kita inginkan."

Aku dan Ana terdiam sejenak. Menikmati senja di langit sore itu. Angin yang berembus menyentuh kulit dan membuat daun-daun tanaman itu bergerak, terasa menyejukan.

"Aku ingin seperti kaktus itu, An. Berjuang mempertahankan perasaan yang aku punya untuk seseorang yang aku cinta, meskipun aku belum tahu berapa lama waktu yang aku butuhkan itu."

Ana menatapku sekilas lalu dia memalingkan wajahnya. 

Apakah dia mampu mengerti perasaanku saat ini? Apa Ana bisa melihat cinta yang aku sembunyikan rapat-rapat?

"Aku yakin kamu bisa mendapatkan cinta perempuan mana pun. Karena kamu lelaki yang baik, Tiar."

Tapi aku mencintaimu, An, ucapku dalam hati.

Baca Juga: Cerpen Islam Kisah Muhammad bin Musa al Khawarizmi: Bapak Aljabar dan Revolusi Matematika

Aku ini seperti kaktus yang berusaha keras menyimpan perasaan di balik duri-duri yang kubangun sendiri agar siapa pun tak dapat melihatnya. Namun, bisakah aku terus menutupi perasaan itu?

Aku si kaktus dan Ana seolah bunga mawar yang ingin kugenggam. Namun, apakah itu bisa? Karena kami punya duri yang mungkin sama-sama menyakiti?

Tapi bagaimana aku tahu perasaan Ana padaku, jika dia pun tidak tahu perasaanku padanya. Aku akan mengatakan cinta tulus yang kupunya pada perempuan itu.

"Ana aku ingin jujur tentang perasaanku. Aku ...."

"Aku akan segera menikah, Tiar."***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dwi Nur Ratnaningsih

Sumber: Istimewa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X