Rela menunggu dan menanti tak peduli seberapa lama waktu yang dihabiskan, menjadi bukti karena cinta orang bisa melakukan apa pun.
Seperti halnya sebuah rumah yang menunggu kepulangan sang tuan rumah yang begitu dinanti. Seperti itulah perasaan dan cerita tokoh dalam puisi berikut ini.
Puisi yang berjudul Rumah Tak Bertuan berikut ini, menggambarkan perasaan cinta dan proses penantian yang begitu panjang. Menunggu sosok yang dia cinta untuk pulang.
Rumah Tak Bertuan
Hari berganti hari
Bulan berganti bulan
Bahkan musim berganti musim
Dari mulai musim hujan yang begitu dingin dan selalu basah
Hingga kemarau panjang yang membuatku gelisah
Baca Juga: Puisi Di Gerbong Kereta Itu: Berisi Tentang Seseorang yang Berusaha Mencintai Jalan Hidupnya
Menunggumu.
Meskipun begitu, aku tidak akan menyerah dulu
Menolak untuk kalah
Aku ini rumahmu, bukan?
Tunggu.
Apa justru itu tidak pernah begitu?
Apa mungkin aku bukan rumahmu?
Aku hanya rumah kosong tak berpenghuni
Yang berkhayal punya tuan rumah sepertimu
Waktu menatap iba padaku
Aku yang masih saja menunggumu
Berharap menjadi rumahmu
Tempat pulang dan tujuan terakhirmu
Boleh?
Baca Juga: Puisi Remaja: Kembali, Kisah Cinta Monyet yang Paling Monyet
Sejak kepergianmu aku tetap di sini
Melewati mendungnya langit saat hujan
Dan bertahan di panasnya matahari saat kemarau
Artikel Selanjutnya
Puisi Peringatan Kemerdekaan Indonesia Ke 78 Bertema Perjuangan Pendahulu: Pahlawan Bangsaku
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Sumber: Istimewa
Tags
Artikel Terkait
-
Puisi Peringatan Kemerdekaan Indonesia Ke 78 Bertema Perjuangan Pendahulu: Pahlawan Bangsaku
-
Puisi Romantis Senja Cinta Abadi, Kisah Cinta Di Bawa Keindahan Lukisan Senja Pada Sore Hari
-
Puisi Kamu Itu Rumah bukan Taman Bermain: Berisi Ungkapan Cinta Tulus Pada Seseorang Penuh Kasih Sayang
-
Puisi Dialog Gadis Pecinta Hujan: Berisi Tentang Cinta Seseorang dan Usahanya Untuk Merelakan
-
Puisi Tetang, Cinta yang Tak Pasti, Kehilangan Demi Kehilangan, Kegelisahan Akan Laut yang Dirampas Korporasi