“Iya bawel," balasku menutup wa ke sahabatku. Aku beranjak ke kamar mandi dan menemukan bercak2 itu lagi ketika aku habis buang air kecil.
Akhir-akhir ini memang ku selalu mendapatkan bercak-bercak, segera mengambil air wudhu dan ku bentangkan sajadahku, serta merta ku puja puji Allah dan ku rasakan kedamaian yang hakiki.
Mataku belum juga tertutup walau lampu telah kupadamkan. “Nak, belum bobo? lembut Ambu menyeringai dari balik pintu kayu.
Baca Juga: Cerpen Anak: Lollipop Ajaib dan Impian Terbang
“Biasa insom ma," santaiku. "Yang baik-baik ya Ma sama Papa," lanjutku sambil melihat bola matanya.
Mama masuk ke dalam kamarku dan duduk di pinggir kelambu. “Yang selalu bikin Mama bertahan iya cuma kamu dan Lafy. Semua yang Mama usahain dari mulai merangkai bunga, jual lukisan, jual mebel, sewa galeri barang antik di Kemang dan Bali, seluruhnya demi kamu sama Lafy.”
"Iya, makasih ma. Papa juga selalu dukung Mama kan ma?"
” Iya," jawabnya lirih.
“Kita juga mesti bersyukur karena Allah masih selalu kasi kita kesehatan dan kesibukan. Mama Papa masi bisa makelaran jual rumah."
“Alhamdullilah," sahut Papa dari balik pintu. Aku merasa bahagia malam itu karena kehangatan meliputi rumah kecil kami.
Besok senja sepulang dari mengajar les matematika anak-anak tk dan sd, Mama dan Papa menyambutku dengan suka cita dengan memasakkan aku lele.
“Mah, aku mau periksa ke dokter karena aku bercak-bercak terus," sahutku kepada Mama selesai makan malam.
“Bismillah ya Inshaa Allah semoga kamu baik-baik aja. “Aamiin banget makasi ma.”
Baca Juga: Cerpen Tema Keluarga: Si Bagja Sepeda Ontel Ayah Menyimpan Banyak Kisah Penuh Makna Berharga
“Hey jagoan aku, kamu tenang ya Inshaa Allah orang sekaliber kamu ga kenapa-kenapa. Aku selalu inget kamu itu seberuntung itu loh! Kamu selalu gampang bikin orang di sekeliling kamu nyaman dan percaya sama kamu," hibur Mas Janata di WA.