Baca Juga: CPNS 2023 COMING SOON : Apa Aja Sih Alur Pendaftarannya? Simak Penjelasannya Berikut Ini
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan ucapan salam dari seorang wanita.
“Wa’alaikumussalam!” jawab Salima segera membukakan pintu dan tampaklah Bu RT dengan wajah panik.
“Neng, bisa ikut Ibu sebentar, Bapak butuh pertolongan!” katanya tergesa-gesa.
Karena kaget, Salima hanya meletakkan mushafnya di meja tamu dan segera mengikuti Bu RT ke tempat ayahnya berada.
“Ya Allah, ada apa lagi ini? Tolong lindungi Bapak!” batinnya berteriak seiring dengan langkah kakinya yang cepat.
Bu RT mengajaknya ke arah pasar dan melihat Bapak sedang dipukuli oleh preman.
Seketika itu, amarah Salima memuncak. Ada terselip kekecewaan kepada Tuhannya yang membuat sisi amarah Salima mengambil alih dirinya.
Dalam kondisi itu, Salima membawa batu beton besar sisa bangunan jongko yang ada di dekatnya dengan satu tangan dan melemparnya ke arah preman itu.
Baca Juga: Obsessive Compulsive Disorder, Gangguan Mental dalam Ilmu Psikologi yang Memiliki Beberapa Tipe
Batu itu mengenai bahu si preman hingga hilang keseimbangan. Salima yang merasa memiliki kesempatan, segera merebut pisau dari jongko penjual ikan tongkol dan menyabet kaki si preman.
Sambil menyerang, Salima berteriak seperti orang kesurupan.
“Ya Allah, Kau ambil ibuku sekarang kau biarkan Bapakku lemah hingga dianiaya preman ini. Hei laknat, sebaiknya orang tak berguna sepertimu mati saja!” teriaknya sambil mengangkat kedua tangannya. Kemudian beberapa kali tusukan dia layangkan mengenai urat pergelangan kaki si preman.
Lelaki itu mengerang kesakitan dan berusaha melawan Salima.