“Bayi nemu, bawa pulang jadi”
“Kenapa tidak dibawa ke polisi?”
“Untuk apa? Melamar menjadi polisi?”
Keduanya hanya terdiam sebelum akhirnya suami Mar menjelaskan akan berdampak pada apa jika ketahuan oleh polisi.
Suaminya pergi berlalu ke belakang yang kemudian lama kembali, padahal Mar ingin menanyakan sesuatu.
Ketika Mar menyusul ke dapur, ia dikejutkan dengan anaknya dan suaminya yang menghabiskan SKM tanpa bersisa setetes pun.
Mar hanya menggelengkan kepalanya, sebab ia sudah tidak memiliki uang sedangkan bayi akan segera lapar dan tidak mungkin ia pergi memulung di tengah malam.
Malam itu juga akhirnya ia pergi ke kantor polisi melaporkan penemuan bayi tersebut berharap ada tindakan dari pihak berwajib tersebut.
Sesampai di sana hanya dipandang dan ditanyakan nama dan hampir saja Mar pulang karena dianggap mengemis, padahal is pemulung.
Pertemuan bersama polisi tersebut hanya menghasilkan obrolan bahkan dimintai ‘uang rokok’ sedang ia butuh uang juga untuk SKM bayi tersebut.
Mar memutuskan kembali pulang dan memberi bayi dengan air berasa saja. Biarpun tidak bergizi, setidaknya perutnya nanti kembung. Begitulah pikir Mar.
Mar membawa bayi tersebut ke mana pun sampai juga saat memulung ke tempat pembuangan sampah utama.
Seorang melihat dan membuat video keterangan dengan belas kasihan, menarik perhatian dan menjadi konten viral sesaat.
Banyak yang menyumbang dan ada juga yang melaporkan bahwa itu bukan bayi milik Mar melainkan bayi temuan, viralnya bayi dan Mar mampu menarik perhatian polisi untuk datang ke rumahnya.