GENMUSLIM.id - Banyak yang mempersoalkan kesehatan mental anak muda zaman sekarang lebih lemah daripada anak muda zaman dahulu kemudian menghubungkan masalah gangguan mental dengan gaya parenting yang diterapkan orangtua.
Meningkatnya kasus bunuh diri oleh anak muda (remaja hingga dewasa awal) menjadikan topik kesehatan mental semakin santer.
Banyak yang menilai bahwa anak zaman sekarang hanya berlindung pada topik kesehatan mental, karena tren parenting zaman sekarang dinilai lebih memanjakan.
Sebaliknya, parenting orangtua zaman dulu yang terkesan keras dinilai mampu menghasilkan anak muda yang kuat dan tahan banting, tidak mudah stress, apalagi sampai mengalami gangguan mental.
Sehingga banyak yang menilai bahwa gaya parenting yang diterapkan menjadi sebab dari lemahnya mental anak jaman sekarang.
Dari data Direktoral P2 Masalah Kesehatan Mental dan NAPZA menunjukkan bahwa sebanyak 6 persen anak muda berusia 15-24 tahun mengalami gangguan mental ringan hingga berat.
Sedangkan menurut data Riskesdas tahun 2018 penderita depresi di Indonesia tahun 2018 pada penduduk usia lebih dari 15 tahun yaitu 6,1 persen yakni sekitar 12 juta orang.
Zaman dahulu, indikasi stress, depresi, cemas menjadi hal biasa, bukan dianggap mengalami masalah atau gangguan mental.
Zaman sekarang, tanda-tanda itu terdeteksi sebagai orang dengan masalah kejiwaan.
Namun, kini diimbangi dengan sumber daya yang lebih memadai, sehingga deteksi tersebut dapat membantu pecegahan gangguan mental lebih dini.
Baca Juga: Panduan Parenting bagi Orang Tua: Kenali Tanda-tanda Anak Mengalami Masalah Kesehatan Mental
Zaman dahulu orang menganggap gangguan mental tidak bisa disembuhkan, zaman sekarang orang-orang gangguan mental membuktikan kesembuhan mereka.
Orang tua zaman dahulu masih belum memahami ciri-ciri atau gejala gangguan mental, karena orang dengan gangguan mental hanya dipahami sama seperti gejala seorang pengidap skizofrenia suatu gangguan yang tidak lagi mampu membedakan realita dan delusi.