GENMUSLIM.id- Dalam sejarah peradaban umat manusia, filsafat liberalisme lahir dari peradaban Barat, yang pada perkembangannya juga melebarkan sayapnya di belahan dunia non-Eropa, tanpa terkecuali di dunia Islam.
Secara garis besar, filsafat liberalisme lahir ketika Peradaban Barat mengalami masa pencerahan, yang diawali pada abad 13 M.
Masa pencerahan pada abad pertengahan di peradaban Barat mengalami perbedaan yang sangat kontras, jika pada abad pertengahan gereja mendominasi kehidupan peradaban Barat, maka pada pasca pencerahan, otoritas gereja digugat, dan menggaungkan semangat rasionalisme, manusia menjadi pusat menggeser Tuhan dan gereja atau antroposentrisme, empirisme, positivisme, modernisme, hingga liberalisme itu sendiri.
Baca Juga: Berhijab Jadi Kuno? Ini 7 Tips Tampil Syari Namun Tetap Cantik, Muslimah Wajib Tahu!
Di dalam buku Sejarah Filsafat Barat, Kaitannya dengan Kondisi Sosial Politik Zaman Kuno hingga Sekarang, Bertrand Russel mengatakan jika liberalisme itu produk peradaban Barat, tepatnya produk dari negara Belanda dan Inggris.
Pada intinya, liberalisme lahir di situasi sejarah peradaban Barat yang khas, unik, dan belum tentu bersifat universal.
Liberalisme ini mempunyai beberapa butir pemikiran, seperti liberalisme agama atau kebebasan beragama, individualisme, meghargai kepemelikian individu sekaligus mengutuk absolutisme monarki dan aristokrasi abad pertengahan, mengakui pasar bebas dalam hal ekonomi, dan demokrasi dalam politik.
Filsafat liberalisme juga identik dengan kebencian terhadap segala sesuatu yang bercirikan abad pertengahan di Barat, seperti dalam kasus filsafat dan politik yang mendukung absolutisme gereja dan raja, menjustifikasi penganiayaan, maupun dalam hal menghalangi kebangkitan sains.
Liberalisme mengharapkan kehidupan manusia yang fokus pada masalah ekonomi dan sains, daripada berdiskusi atau berdebat dalam masalah agama, seperti East India Company dan Bank of England, serta teori gravitasi.
Jika dilihat dari argumentasi di atas, filsafat liberalisme ini juga memantik peradaban Barat atau Eropa untuk melakukan kolonisasi terhadap dunia non-Barat.
Di dalam buku Islamic Liberalism: Critique of Development Ideologies, Leonard Binder mengatakan, ide-ide liberalisme juga bermunculan di dunia Islam, ketika orang-orang Barat bersentuhan dengan dunia Islam pada abad 19 hingga 20 M.
Baca Juga: Benarkah Muslimah Tidak Boleh Cemburu? Ternyata Begini Perlakuan Aisyah Kepada Rasulullah!
Pemikir Muslim yang mengadopsi filsafat liberalisme dari Barat disebut oleh Binder sebagai ‘Islam Liberal,’ di antaranya Ali Abdul Raziq, Thariq al Bishri, Zaki Naquib Mahmud dari Mesir, Tarif Khalidi dari Libanon, Abdullah Laroui dari Maroko, dan masih banyak lagi.