GENMUSLIM.id - Rabiah Al Adawiyah, figur sufi perempuan pada abad ke-8 di Bashrah, Irak, merupakan sosok yang memperkenalkan konsepmahabbah atau cinta kasih dalam tradisi sufisme terkait hubungan hamba dengan tuhan.
Kendati riwayat kehidupan pribadinya relatif minim dalam literasi tasawuf dan sufisme, gagasan intelektual dan spiritual yang dilahirkan Rabiah Al Adawiyah menjadi tonggak penting dalam pengembangan tradisi sufisme
Dalam bingkai sufisme, Rabiah Al Adawiyah menonjol sebagai tokoh yang mengabdikan dirinya secara luar biasa pada Sang Khalik.
Ia menghadirkan konsep mahabbah sebagai pondasi esensial dalam dinamika spiritual yang menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta.
Esensi Hubungan Hamba denganTuhan Seharusnya Melibatkan Dimensi Kasih Sayang
Bagi Rabiah al Adawiyah, rasa cinta kepada Khalik bukan semata-mata karena kewajiban atau hasil dari ketakutan terhadap hukuman, melainkan ekspresi tulus dari hati yang dipermeasi oleh rasa kasih dan sayang.
Istilah "mahabbah" yang diperkenalkan oleh Rabiah al Adawiyah melibatkan dimensi makna cinta yang melampaui konsep hubungan formal antara hamba dan Tuhan.
Bagi Rabiah, mahabbah memunculkan dimensi kasih-sayang, keintiman, dan pengorbanan dalam perjalanan spiritual manusia.
Pemahaman ini mengajarkan bahwa hubungan tersebut tidak semata-mata terbatas pada formalitas dan ketaatan, melainkan juga merangkul esensi kasih yang tulus.
Obor Untuk Membakar Surga, Ember Air Untuk Memadamkan Api Neraka : Surga dan Neraka Tidak Penting
Salah satu legenda yang mencirikan pemahaman Rabiah Al Adawiyah terkait konsep mahabbah adalah saat ia terlihat berlarian membawa ember dan obor.
Dalam kisah itu, Rabiah al Adawiyah terlihat berlarian di sekitar Kota Basrah, membawa seember air penuh dan sebuah obor menyala di tangannya. Tindakan dramatis ini menarik perhatian orang-orang di sekitarnya, yang segera berhenti untuk melihat apa yang sedang terjadi.