Surga dan Neraka Tak Penting : Menyelami Perspektif Rabiah Al Adawiyah dalam Hubungan Hamba dengan Tuhan melalui Konsep Mahabbah

Photo Author
- Sabtu, 27 Januari 2024 | 10:45 WIB
Ilustrasi kisah Rabiah Al Adawiyah ((GENMUSLIM.id:/dok: pexels))
Ilustrasi kisah Rabiah Al Adawiyah ((GENMUSLIM.id:/dok: pexels))

Ketika seseorang akhirnya berani menanyakan alasannya, Rabi ah dengan penuh ketegasan menjawab, "Aku hendak menuangkan air ember ini ke neraka dan mengobarkan api di dalam surga!"

Jawabannya menciptakan kebingungan dan rasa ingin tahu di kalangan warga kala itu hingga salah seorang warga menanyakan alasannya mengatakan demikian.

Baca Juga: Anak TK Di Riau Alami Kekerasa Seksual, Orang Tua Wajib Ajarkan Pendidikan Seksual Sejak Dini!

Rabiah al Adawiyah pun menjawab, "Aku ingin menuangkan air ke dalam api neraka dan mengobarkan api di surga sehingga kedua selubung itu hancur dan hilang. Dengan begitu, tak akan ada lagi orang yang menyembah Tuhan-nya karena takut akan siksaan api neraka atau mengharapkan nikmat surga atas ibadahnya."

Rabiah melanjutkan, "Surga dan neraka itu tidak penting! Dengan hilangnya kedua selubung itu, orang akan beribadah semata-mata demi keindahan-Nya yang abadi." Jawabannya mencerminkan pemahamannya tentang esensi ibadah yang murni, di luar harapan surga atau takut akan neraka.

Kisah ini bukan hanya tindakan eksentrik, melainkan sebuah simbolisasi dari pandangan Rabi’ah tentang hubungan antara manusia dan Sang Pencipta. Tindakan ini menunjukkan keinginannya untuk menjalani ibadah semata-mata karena cinta, bukan karena motif takut atau mengharapkan balasan.

Kisah ember dan obor Rabiah al Adawiyah menjadi warisan inspiratif, mencerminkan komitmen seorang sufi yang mencari makna spiritual dalam setiap tindakan hidupnya. Ajaran dan konsep mahabbah yang diteruskan oleh Rabi’ah Al Adawiyah meneguhkan dasar filosofis bagi banyak sufi yang lahir pada periode pasca kehidupannya.

Baca Juga: Terbiasa Memendam Perasaan Dapat Menghambat Perkembangan Anak, Begini Cara Bantu Anak Belajar Tentang Emosi

Makna Sejati dalam Ibadah : Hubungan Tulus dengan Sang Pencipta

Pemahaman tentang cinta kasih, pengetahuan, dan keikhlasan yang disumbangkan oleh Rabi’ah mengenalkan dimensi baru dalam tradisi sufisme. Baginya, makna sejati dari ibadah adalah menciptakan hubungan cinta yang tulus dengan Sang Pencipta.

Ajarannya tidak sekadar menciptakan keseimbangan antara kewajiban dan harapan, tetapi juga membuka pintu pemahaman makrifat dan merangkul esensi sejati dalam hubungannya dengan Tuhan.

Rabiah Al Adawiyah, dengan tindakan dan pemikirannya yang unik, menggugah para penerusnya untuk menyadari bahwa hubungan spiritual yang sungguh-sungguh tidak terikat oleh janji surga atau ketakutan akan neraka. Tetapi lebih kepada penghayatan cinta ilahi yang esensial dan tulus. ***

Sobat Gen Muslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup WhatsApp "GENMUSLIM MENYAPA", caranya klik link https://chat.whatsapp.com/Gj3J3Md9EoGBu8HvPgXXEZ, atau bisa gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews kemudian join. Jangan Lupa install aplikasi WhatsApp atau Telegram di Ponsel. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Arum Reda Prahesti

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X