khazanah

Pergumulan Bahasa Politik Pada Masa Kesultanan Islam di Nusantara Masih Berdiri, Sebuah Pengantar (Part 1)

Selasa, 26 September 2023 | 17:40 WIB
Ilustrasi mengenai peninggalan kesultanan Islam di Nusantara ((GENMUSLIM.id/dok; pixabay.com oleh Olgazoik))

GENMUSLIM.id - Pada era kesultanan Islam masih berdiri tegak di Nusantara dan Melayu, terdapat sebuah istilah atau bahasa politik yang digunakan oleh para sultan yang berperan sebagai penguat identitas politik kala itu.

Selain itu, bahasa politik yang digunakan kesultanan Islam di Nusantara dan Melayu waktu itu, jika ditinjau memang menjadi dasar kekuasaan kesultanan Islam kala itu.

Selain sebagai salah satu dasar sebuah kekuasaan, tetapi itu bukan satu-satunya, masih banyak alasan yang bisa diutarakan, salah satunya pergulatan bahasa politik periode kesultanan Islam di Nusantara dan Melayu juga bisa dilihat sebagai khazanah intelektual Islam yang kaya di kawasan Nusantara-Melayu.

John Renard di dalam bukunya yang berjudul Islam and teh Heroic Image; Themes in Literature and the Visual Art mengatakan, dalam teks Sejarah Melayu merupakan khazanah intelektual Islam yang sanagat penting dalam melihat Islam di Nusantara-Melayu pra-kolonial.

Baca Juga: Kisah Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah: Simbol Kesetiaan dan pengorbanan dalam sejarah Islam

Penyusunan teks Sejarah Melayu ketika Islam sendiri sudah menjadi kekuatan sosial-politik yang cukup dominan kala itu.

Sejarah Melayu jelas mencatat dan menggambarkan sebuah ajaran Islam yang diimplementasikan dalam kebudayaan Melayu.

Teks Sejarah Melayu ini didudukkan dalam dan secara signifikan bermakna bagi situasi Dunia Melayu yang semakin terislamkan.

Berdasarkan alasan itulah, sangat relevan jika teks Sejarah Melayu ditulis dalam artikel singkat ini.

Salah satu teks di dalam Sejarah Melayu yang berhasil dipotret oleh John Renard ialah sebuah kalimat bermajas yang indah tapi juga bermakna bahwa Melayu itu tidak bisa dilepaskan dari Islam, ‘Kita bukanlah keturunan jin atau peri, kita adalah keturunan dari Raja Iskandar Zulkarnain.’

Baca Juga: Muslim Wajib Tahu! Inilah 3 Rekomendasi Film Sejarah Islam yang Memukau Dunia dan Menyentuh Hati!

Sepotong kalimat yang dikutip dalam Sejarah Melayu menunjukkan, bahwa para raja di kesultanan Islam Melayu membangun politik identitas sebagai Muslim, yang menghadirkan Raja Zulkarnain sebagai ‘nenek moyang’ para raja.

Iskandar Zulkarnen sendiri menurut ajaran Islam memegang kekuasaan politik dari Barat sampai Timur, dia menjalankan kekuasaannya berdasarkan prinsip-prinsip Islam, serta berperan besar bagi Islamisasi daerah yang dikasainya.

Cerita Iskandar Zulkarnain dikisahkan dalam Sejarah Melayu dengan detail sehingga bagian pertama dalam buku tersebut dianggap sebagai ‘episode Iskandar.’

Halaman:

Tags

Terkini