khazanah

Sejarah Pemikiran Islam, Ketika Imam Al Ghazali Mengkaji Filsafat Secara Mendalam, Sebuah Pengantar (Part 1)

Jumat, 8 September 2023 | 09:10 WIB
Foto ilustrasi Imam al Ghazali yang mempunyai pemikiran Islam yang mendalam. (GENMUSLIM.id/dok: pixabay.com/muneeralismaili)

GENMUSLIM.id- Sebagaimana di dalam buku yang berjudul Filsafat dan Metafisika dalam Islam; Sebuah Penjelajahan Nalar, Pengalaman Mistik, dan Perjalanan Aliran Manunggaling Kawula Gusti, Muhammad Sholikhin mengatakan ketika peradaban Islam melebarkan sayapnya dari Semenanjung Iberia Spanyol hingga dekat Sungai Hindustan, berbagai macam pemikiran yang sudah ada di bawah Romawi Bizantium maupun Persia mengalami perjumpaan dengan Islam, sehingga nanti muncul berbagai macam pemikiran yang bersitegang, pertukaran produk kebudayaan, maupun mengalami Islamisasi, sebagaimana dalam kasus Imam al Ghazali, Ibnu Sina, Al Farabi, Al Kindi, Al Hallaj, Ibnu Arabi, dan lain sebagainya.

Dinamika pemikiran Islam yang begitu rumit namun juga membuat penasaran inilah yang menunjukkan bagaimana aktivitas intelektual Islam di masa kejayaannya sangat mengagumkan, baik pertengkaran Ibnu Rusyd dengan Imam al Ghazali, pertengkaran Imam al Ghazali dengan filsuf Muslim awal, maupun Ibnu Taimiyyah dengan para filsuf juga.

Namun, yang dibahas pada artikel ini ialah pergulatan panjang Imam al Ghazali mengenai filsafat dalam konteks sejarah pemikiran Islam yang panjang itu.

Baca Juga: Viral! Seleb Tiktok Probolinggo Marahi Siswi Magang Swalayan, Bagaimana Perspektif Islam Tentang Amarah?

Di dalam buku Syafi’iyah Asy’ariyah, Sejarah, Hubungan, dan Perkembangan Islam, Ali Muhammad Ash Shalabi mengatakan Imam al Ghazali mepunyai nama lengkap Asy Syaikh al Imam al Bahr, Hujjatul Islam. A’jubat Az Zaman, Zain al Abidin, Abu Hamid bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad ath Thusi, Asy Syafi’i, al Ghazali, lahir di daerah Thus yang sekarang berada di Negara Iran, pada tahun 450 hijriah.

Beliau lahir di keluarga sederhana, shaleh, mencintai para ulama, serta dekat dengan orang-orang shaleh.

Ketika Imam al Ghazali tumbuh dewasa, situasi politik dan pemikiran umat Islam kala itu mengalami ketegangan yang begitu rumit, sehingga Imam al Ghazali terpanggil untuk ikut mendalami gejala pemikiran yang sedang trend waktu itu, di antaranya filsafat.

Baca Juga: Cerpen Inspiratif Islam: Tali Kasih Silaturahmi

Sebagai ulama yang mendalam ilmunya, al Ghazali tahu pemikiran filsafat yang berkembang waktu itu telah membuat ragu umat Islam terhadap agamanya, namun Imam al Ghazali tidak sembrono atau langsung main kritik, namun terlebih dahulu mengkajinya secara mendalam, sebagaimana diceritakan dalam kitabnya sendiri yang berjudul al Munqidz min  Adh dhalal.

Sikap yang ditunjukkan Imam al Ghazali perlu ditiru oleh umat Islam hari ini, mendahulukan belajar sebelum berbicara panjang lebar.

Sikap yang ditunjukkan ini sangat rasional, sebab untuk mengkritik sebuah argumentasi filosofis, orang harus mampu memahami secara maksimal, sehingga kritik yang dilancarkan tidak keluar konteks.

Baca Juga: Para Ayah Wajib Tahu: Kesehatan Mental Ibu Berdampak pada Pola Asuh dan Keberlangsungan Sebuah Rumah Tangga

Imam al Ghazali mempelajari filsafat dengan sungguh-sungguh, hati-hati, dan sangat detail, sebab pemikiran filsafat ini perlu dikaji dengan sabar, karena memakai rangkaian istilah kunci yang sangat rumit.

Bagi Imam al Ghazali, ketika para filsuf Muslim waktu itu menulis gagasannya, selalu memakai gaya bahasa simbolik dan tidak jelas, yang membuat Imam al Ghazali sendiri menduga bahwa mereka ingin menjaga ‘elitnya ilmu filsafat’ dari masyarakat kebanyakan atau memang mereka ini tidak bisa menulis dengan baik.***

Halaman:

Tags

Terkini