khazanah

Mengenal Gangguan Mental: Bagaimana Ciri-Ciri Mental yang Tidak Sehat Menurut Perspektif Islam?

Minggu, 3 September 2023 | 11:10 WIB
Gangguan mental dalam perspektif islam ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Canva/nuttapong punna's images))

GENMUSLIM.id - Gangguan mental adalah permasalahan yang cukup serius dan dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia, latar belakang, maupun status sosial.

Secara definisi, gangguan mental dapat diartikan sebagai perilaku yang meliputi pikiran, perasaan, maupun tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Menurut Zakiah Drajat dalam buku Kesehatan Mental yang Genmuslim lansir pada Jum’at, 1 September 2023,  seseorang yang terkena gangguan mental seringkali mengalami gangguan dalam kepribadian yang mengakibatkan kesulitan dalam beradaptasi secara normal dan memahami masalahnya.

Baca Juga: Mengenal Penyusun Kitab Hadis Rujukan Berjudul Sahih Bukhari, Berikut Riwayat Hidup Imam Bukhari

Gangguan mental atau mental yang tidak sehat ditinjau dari berbagai aspek seperti psikis, sosial, moral religius, dan fisik, memiliki ciri yang bertentangan dengan ciri-ciri mental yang sehat.

Sebagai contoh, ditinjau dari segi sosial, seseorang yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya, sering dikatakan mengalami gangguan mental.

Proses adaptasi ini berbeda dengan penyesuaian sosial, karena adaptasi melibatkan tindakan aktif serta melihat kemampuan individu dan mempertimbangkan konteks sosialnya.

Gejala gangguan mental atau mental yang tidak sehat ini dapat meliputi beberapa hal:

Baca Juga: Rahasia Kesehatan Mental: Mencegah Gangguan Mental dengan Menjadikan Ibadah Sebagai Psikoterapi dalam Islam

Pertama, mengalami kesulitan beradaptasi secara sosial.

Mengalami kesulitan beradaptasi secara sosial adalah suatu kondisi di mana seseorang menghadapi tantangan dalam berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain dalam lingkungan sosialnya.

Ini bisa terjadi ketika individu mengalami gangguan mental yang memengaruhi kemampuan mereka untuk memahami norma-norma sosial, bereaksi terhadap situasi sosial dengan tepat, atau menjaga hubungan interpersonal yang sehat.

Kedua, ada ketidakbahagiaan secara subjektif.

Ketidakbahagiaan secara subjektif sering kali memengaruhi cara individu berpikir dan bertindak.

Halaman:

Tags

Terkini