GENMUSLIM.id – Apabila disebut sebuah kitab berjudul Sahih Bukhari tentunya tak lepas dari penyusunnya yang merupakan ulama besar Bernama Imam Bukhari.
Imam Bukhari mampu menyusun kitab yang mana ulama sepakat menjadikan Sahih Bukhari sebagai kitab paling sahih sesudah Al Quran.
Untuk menyusun kitab sahih tentunya dilakukan oleh orang yang terpilih, orang yang memiliki keistimewaan lebih dari manusia pada umumnya, lantas seperti apakah sosok ulama ternama yang Menyusun kitab paling sahih sesudah Al Quran ini?
Dikutib GENMUSLIM.id dari buku Studi Kitab Hadis karya Dosen Tafsir IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, berikut ini Riwayat hidup Imam Bukhari.
Nama lengkapnya adalah Abu ‘Abdillah Muhammad ibn Isma’il ibn Ibrahim ibn al-Mughirah ibn Bardizbah al-Ju’fi al- Bukhari, dilahirkan pada hari Jum’at 13 Syawal 194 H di Bukhara.
Baca Juga: Anda Seorang Pendakwah, Inilah Lima Pendekatan Dakwah Wali Songo di Pulau Jawa? Simak Penjelasannya
Ayahnya adalah seorang ulama hadis yang pernah belajar di bawah bimbingan sejumlah tokoh termasyhur saat itu seperti Malin bin Anas, Hammad ibn Zaid dan ibn Mubarak.
Di saat usianya belum mencapai sepuluh tahun, Imam Bukhari telah memulai belajar hadis, sehingga tidak mengherankan apabila pada usia kurang dari 16 tahun telah berhasil menghafal matan sekaligus rawi dari beberapa buah kitab karan ibn Mubarak dan Waqi.
Ketika berusia 16 tahun, yaitu pada tahun 210 H ia menunaikan ibadah haji dan menetap disana selama enam tahun untuk belajar hadis, setelah itu dilanjutkan dengan berkelana mencari hadis ke berbagai kota seperti Madinah, Khurasan, Syam, Mesir, Baghdad, Basrah, dan tempat-tempat lain.
Di daerah-daerah itulah Imam Bukhari banyak berguru kepada para ahli hadis, ia mengatakan “Aku menulis hadis dari 1080 orang guru yang kesemuanya ahli hadis,” di antaranya adalah Ali ibn al-Madini, Ahmad ibn Hanbal, Yahya ibn Ma’in, Muhammad ibn Yusuf al-Firyabi dan Ibn Ruhawaih.
Baca Juga: Menjadi Kitab Paling Sahih, Berikut Sistematika Penulisan Sahih Bukhari, Simak Penjelasannya!
Karena ketekunan, ketelitian, dan kecerdasannya dalam mencari, menyeleksi dan menghafal hadis, serta banyak menulis kitab, menjadikan ia cepat dikenal sebagai seorang ahli hadis dan mendapat gelar Amir al-Mu’minin fil al-hadis.
Sehingga banyak ulama yang meriwayatkan hadis darinya, di antaranya yang terkenal adalah Muslin ibn Hajjaj, al-Tirmidzi, al-Nasai, Ibn Khuzaimah, dan Ibn Abu Dawud.
Demikian biografi singkat Imam Besar penulis hadis paling sahih yang menjadi rujukan umat muslim dan karya yang paling terkenal adalah Sahih Bukhari, semoga bermanfaat dan bisa menjadi inspirasi untuk terus semangat menuntut ilmu.***