GENMUSLIM.id - Kawasan Timur Tengah yang dihuni beragam suku dan bangsa, serta didominasi mayoritas Islam mempunyai sejarah yang sangat panjang, setidaknya sejak era Peradaban Eufrat dan Tigris, Mesir Kuno, maupun Persia, yang meliputi kawasan yang cukup luas pula, di sebelah Barat setidaknya dimulai dari Maroko hingga di sebelah Timur di Persia maupun Afganistan.
Selama sejarah yang panjang itu pula, kawasan Timur Tengah dianggap strategis sejak zaman kuno, peradaban Barat dari Macedonia hingga Romawi pernah mencaplok kawasan tersebut.
Peradaban Barat kuno pernah menguasai kawasan Timur Tengah masih teringat di benak mereka sampai saat ini.
Di dalam buku Sejarah Asia Barat Modern, Dari Nasionalisme Hingga Perang Teluk III, Brigida Intan Printina mengatakan, sejak dahulu kala kawasan Timur Tengah pada umunya dan kawasan Asia Barat pada khususnya telah diincar imperium-imperium dunia kuno waktu itu.
Teori besar yang dibuat oleh Karl Haushoffer dan Mc Kinder memempatkan kawasan Timur Tengah dan Asia Barat sebagai ‘heart land’ (daerah jantung) menjadikan pusaran konflik kepentingan Barat dalam Perang Dunia I, di mana terseretnya Kekhalifahan Turki Utsmani dan kekalahan yang dialaminya, merubah wajah perpolitikan kawasan tersebut samapai detik ini.
Hal tersebut disebabkan posisinya pada pertemuan Benua Asia, Afrika, maupun Eropa, kawasan Timur Tengah dan Asia Barat menguasai jalan-jalan masuk ketiga benua itu.
Kawasan tersebut berbatasan dengan Laut Merah, Laut Tengah, Laut Hitam, Laut Kaspi, Teluk Persia, dan Samudra Hindia.
Selain itu, di kawasan yang sering disebut Timur Tengah itu mempunyai jalur-jalur strategis, seperti Selat Bosporus, Selat Dardanella, Terusan Suez, Selat Bab el Mandeb, dan Selat Hormuz.
Dengan demikian, baik dari daratan maupun lautan, kawasan tersebut memandang ke banyak penjuru.
Pada dekade berikutnya, alasan konflik kemudian bergeser kepada konflik sumber daya alam, terutama minyak.
Suplai pasokan minyak dunia dalam tahun 1970-an sangat tergantung kepada minyak di kawasan Timur Tengah, maka tampak sekali kekuatan dari luar yang mengakibatkan negara-negara di kawasan tersebut mengalami kegoncangan dan ketidakstabilan.
Dalam konteks ini, negara Amerika Serikat yang mempunyai kepentingan ambisius, yakni dengan merestui berdirinya Negara Israel sebagai negara yang bisa memberikan jaminan kepentingan Amerika Serikat di Asia Barat pada khususnya maupuan Timur Tengah pada umumnya.