Mereka akan mengalami mimpi yang buruk, seperti halnya seseorang yang tidur tidak nyenyak karena dihantui ketakutan.
Beliau menggambarkan bahwa mimpi buruk di alam kubur bukan sekadar mimpi, melainkan suatu keadaan yang sangat nyata dan menakutkan.
Bagi mereka yang lalai mempersiapkan bekal di dunia, alam kubur bisa menjadi tempat penuh kengerian,
Seperti mimpi yang tidak menyenangkan dan terus berlangsung tanpa henti, tanpa ada kesempatan untuk bangun dari mimpi buruk tersebut.
Namun, bagi yang memiliki iman dan amal shalih, alam kubur bisa menjadi tempat yang tenang dan damai.
Dalam Islam, persiapan untuk menghadapi alam kubur terintegrasi dalam setiap amal ibadah yang kita lakukan.
Shalat, puasa, zakat, dan amal kebaikan lainnya adalah bekal yang bisa memberikan ketenangan dan kenyamanan di alam kubur.
Ustadz Adi menekankan bahwa segala amal kebaikan yang dilakukan di dunia ini akan membawa manfaat di alam kubur dan akhirat kelak.
Di akhir, Ustadz Adi menyarankan umat Islam untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan dan menyiapkan diri dengan amal ibadah, mengingat hidup di dunia hanya sementara, sedangkan kehidupan di akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya.
Di akhir penjelasannya, Ustadz Adi menyebutkan bahwa Allah telah menyusun kurikulum kehidupan yang lengkap dalam Al-Qur'an, agar setiap Muslim siap menghadapi alam kubur dan akhirat.
Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 153-157 dan QS. Ali Imran: 169-172 menjadi rujukan penting untuk memahami persiapan menuju akhirat.
Setiap Muslim diharapkan mampu menjadikan Al-Qur'an sebagai panduan hidup agar selamat di dunia dan akhirat. ***