GENMUSLIM.id - Dalam sebuah kajian penuh makna, Buya Yahya mengungkapkan bahwa ketulusan dalam persahabatan atau hubungan suami istri tidak diukur dari saat-saat bahagia.
Melainkan justru dari bagaimana seseorang bertahan dan mendukung di saat kesusahan.
Menurut Buya Yahya, sahabat dalam kesenangan banyak jumlahnya, namun sahabat yang setia dalam kesusahan sulit ditemukan.
Oleh sebab itu, kesetiaan dan kasih sayang yang semakin kuat ketika dalam kondisi sulit merupakan tanda dari sebuah hubungan yang tulus dan mendalam.
Dikutip GENMUSLIM dari YouTube Buya Yahya pada Rabu 23 Oktober 2024, Buya Yahya menjelaskan, banyak orang yang mudah meninggalkan persahabatan atau bahkan pernikahan ketika kesulitan datang.
Baca Juga: Buya Yahya Dibantah Ustadz Muhajir Syarifudin Terkait Allah Ada Tanpa Tempat: Pembahasan Aqidah
Misalnya, seorang istri yang menghadapi masalah dalam rumah tangga mungkin berpikir untuk meninggalkan suaminya, atau sebaliknya, seorang suami merasa ingin mengusir istrinya karena tidak lagi sanggup menghadapi beban hidup bersama.
Hal ini menunjukkan bahwa ketulusan belum sepenuhnya ada dalam hubungan tersebut.
Ketulusan yang sebenarnya, menurut Buya Yahya, justru terlihat saat seseorang mampu bertahan dan mendukung satu sama lain di tengah kesulitan.
Saat seseorang tidak menganggap pasangan atau sahabatnya sebagai beban, melainkan justru mempererat ikatan kasih sayang, di situlah hubungan tersebut benar-benar teruji.
Sebaliknya, jika seseorang langsung merasa tidak betah dan berpikir untuk meninggalkan ketika masalah muncul, hal itu menunjukkan lemahnya fondasi persahabatan atau pernikahan tersebut.
Contoh indah yang diungkapkan Buya Yahya adalah dalam hubungan suami istri.
Mungkin ada kenangan-kenangan manis seperti makan bersama di tempat indah, di bawah pohon rindang atau di pantai, namun kenangan tersebut tidak akan bisa mengalahkan kenangan saat mereka menghadapi kesulitan bersama.