Dikarenakan ada dugaan menyamakan Surah Maryam dengan Injil Kristen.
Padahal, dalam agama, kritik yang sehat adalah salah satu cara untuk mendekatkan seseorang kepada kebenaran.
Salah satu contoh adalah ketika seseorang mengkritik pernyataan Ustadz Adi Hidayat, lantas pengkritiknya dianggap jauh dari hidayah dan tidak hormat pada ulama.
Pandangan ini tentunya keliru, karena setiap manusia, termasuk ulama, berpotensi melakukan kesalahan.
Oleh karena itu, kita perlu bijak dalam menanggapi kritik, baik sebagai pendukung maupun pengkritik.
Menariknya, kritik terhadap Ustadz Adi Hidayat sering kali ditanggapi dengan narasi yang menyudutkan pihak yang mengkritik.
Seolah-olah, setiap kritik ditujukan hanya untuk mencari popularitas atau keuntungan semata.
Padahal, kritik yang konstruktif seharusnya dipandang sebagai upaya untuk saling meluruskan demi kebaikan bersama.
Sebagai umat yang menghargai ilmu dan keilmuan, kita harus menghindari sikap taklid buta atau mengikuti secara membabi buta.
Baca Juga: Ceramah Ustadz Khalid Basalamah: Peristiwa Padang Mahsyar, Dari Tanda Kiamat Hingga Hari Kebangkitan
Hal ini berlaku tidak hanya dalam mengikuti seorang ulama, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Islam mengajarkan untuk selalu menggunakan akal dan hati nurani dalam menilai sesuatu, termasuk ketika berhadapan dengan kritik atau pernyataan kontroversial.
Akhirnya, kita perlu memahami bahwa Ustadz Adi Hidayat, meskipun seorang ulama yang sangat dihormati, tetaplah seorang manusia biasa yang bisa salah dan benar.
Jika beliau melakukan kesalahan, kita sebagai umat harus siap menerima klarifikasi dan tetap menghormati beliau.