Ia berpesan, jika umat Islam tidak ingin kitab sucinya dikomentari oleh umat agama lain, maka sebaiknya mereka juga tidak mengomentari kitab agama lain.
Namun, dalam konteks dakwah, Ustadz Adi Hidayat menyatakan bahwa tidak ada masalah jika umat Islam menjelaskan konsep akidah Islam yang berbeda dengan agama lain.
Misalnya, menjelaskan bahwa dalam Islam, Nabi Isa adalah hamba dan utusan Allah, sedangkan dalam agama Nasrani, Yesus dianggap sebagai anak Allah.
Penjelasan ini penting untuk memperjelas keyakinan Islam tanpa harus menyentuh atau mencampuri keyakinan umat agama lain.
Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa dalam ajaran Islam, konsep ketuhanan sangat jelas, yakni Allah Maha Esa dan tidak memiliki anak.
Oleh karena itu, umat Islam diharapkan memahami perbedaan mendasar ini tanpa merasa tersinggung ketika umat agama lain memegang keyakinan yang berbeda.
Mengakhiri ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat menekankan pentingnya menjaga toleransi antarumat beragama.
Prinsip "lakum dinukum waliyadin" (bagimu agamamu, bagiku agamaku) adalah pedoman bagi umat Islam untuk hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain tanpa mengganggu atau merasa terganggu.
Dalam muamalah sehari-hari, umat Islam diajarkan untuk tetap berinteraksi secara baik dengan siapa pun, terlepas dari perbedaan agama.
Dengan demikian, ceramah Ustadz Adi Hidayat ini mengajarkan pentingnya memahami dan menghargai perbedaan keyakinan, sambil tetap teguh pada prinsip akidah Islam.
Islam menempatkan Nabi Isa sebagai nabi yang mulia, tetapi tetap sebagai hamba Allah, berbeda dengan konsep yang dianut oleh umat Nasrani. ***