Ustadz Wijayanto menguraikan dua hikmah dari kisah tersebut.
Pertama, setiap sesuatu memiliki kelebihan dan kekurangan, termasuk manusia.
Di balik kelebihan seseorang yang tampak, ia pasti juga memiliki kekurangan yang tersembunyi, dan sebaliknya.
Maka kita tidak boleh menilai seseorang dari kekurangan atau kelebihan yang tampak di depan mata.
Sehingga seseorang dilarang mendikte Allah SWT dengan segala sesuatu yang menjadi keinginannya.
Kedua, Allah SWT Maha Mengetahui segala yang terbaik untuk hamba-Nya meskipun hal tersebut tampak buruk di mata manusia.
Contohnya mengenai jodoh, seseorang mungkin tidak menyukai pilihan Allah SWT, tetapi bisa jadi Dia memberikan banyak kebaikan darinya.
Namun pada prinsipnya, orang baik akan dipertemukan dengan yang serupa begitu pula sebaliknya.
Hal itu dinyatakan dalam firman-Nya:
“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula),
sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula).
Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).”
Karena itu, ketika seseorang mendapatkan jodoh yang tidak sesuai dengan harapan, bisa jadi Allah SWT hendak memilihkan pilihan lain yang lebih baik. ***